Penggunaan kata yang benar, tapi salah~

April 01, 2014 Agista Kartika 3 Comments


Acuhkanlah diriku, aku masih ingin berbohong~

Kalimat diatas saya bikin di mimpi, yang tumben banget masih bisa kebawa pas bangun. Tadi pagi sempet mimpi ikutan audisi buat jadi idol group atau apalah saya lupa (mimpi macam apa ini?), dan diminta buat bikin puisi yang isinya tentang kebohongan. Tapi bukan masalah mimpinya yang mau saya bahas sekarang. Kalau kita lihat kalimat diatas, ada gak sih yang bikin janggal? Yup, kata acuhkanlah diatas entah sudah tepat atau belum penggunaannya. Setelah saya lihat di kamus, arti kata acuh adalah peduli. Padahal maksud yang saya ingin sampaikan dari penggunaan kata acuhkan diatas adalah jangan pedulikan. Jadi, saya salah. Sama dengan sebagian besar orang Indonesia yang masih menganggap bahwa acuh berarti tidak peduli dan menyamakannya dengan kata "acuh tak acuh" yang memang artinya "tidak peduli".
Picture source: nyunyu.com

Sebenarnya banyak kata lain yang sampai saat ini sering disalahartikan dan kurang tepat dalam penggunaannya. Berikut beberapa kata yang sadar atau tidak, sering salah dipakai dalam kehidupan sehari-hari:
1. Hirau
Mana yang lebih tepat?
a. Hiraukan aturan pemerintah daerah, PKL di Bandung masih berjualan di pinggir jalan.
b. Jangan hiraukan aku Suneo, kau pergi saja bersama Doraemon dan Nobita!
Kalau jawaban kamu "a" berarti kamu adalah satu dari sebagian besar orang Indonesia yang "gagal paham" penggunaan kata hirau. Menurut KBBI, hirau itu berarti~
hi·rau, meng·hi·rau·kan v memedulikan; mengacuhkan; mengindahkan; memperhatikan: ia tidak ~ nasihat orang tuanya
Jadi kalau pengen bilang tidak peduli atau cuek, pakainya kata "tak hiraukan" yaa..

2. Tak Bergeming
Aku sudah berteriak puluhan kali memanggilmu, tapi kau masih saja tak bergeming.
 Apakah kalimat diatas sudah tepat penulisannya? Jawabannya tidak. Bergeming sendiri memiliki arti diam saja; tidak bergerak sedikit jua. Jadi ketika kita ingin mengungkapkan sesuatu yang diam atau tidak bergerak, kita cukup menggunakan kata "bergeming", tanpa menambahkan kata tidak atau tak di depannya. Karena tak bergeming justru berarti tidak diam.

3. Usah
Usahlah kau tangisi kepergianku, aku pasti kembali.
Mungkin maksud yang ingin disampaikan adalah tak perlu kau menangisi kepergianku. Tapi penggunaan kata usahlah justru menimbulkan makna yang salah kaprah. Karena kata usah memiliki arti perlu.

4. Semena-mena
Kita sering mendapati penggunaan kata semena-mena sebagai pengganti dari kata sewenang-wenang yang artinya semaunya, misal:
Bos seringkali berlaku semena-mena terhadap bawahannya.
Tapi apa yang kita anggap wajar tersebut ternyata salah besar. Karena menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ketika kita mencari kata mena, akan didapat hal berikut:
Mena : tidak semena-mena; tidak dengan kira-kira, semau-maunya; sewenang-wenang; tidak beralasan yang patut; misalnya dibunuhnya dengan tidak semena-mena
Jadi, ungkapan yang benar bukanlah semena-mena, akan tetapi tidak semena-mena.

5. Seronok
Penyanyi dangdut A dicekal karena berpakaian seronok.
Orang seringkali mengartikan kata seronok dengan sesuatu yang negatif, atau tidak sopan. Sama seperti penggunaannya pada kalimat diatas. mugkin yang dimaksud adalah pakaian yang tidak enak dipandang atau tidak span. Padahal arti kata sebenarnya dari seronok adalah menyenangkan hati; sedap dilihat (didengar dsb). Jadi apakah salah ketika ada orang yang berpakaian seronok (menyenangkan hati)?

Akhirnya, saya mau menjelaskan maksud dari judul artikel ini. Penggunaan kata yang benar, tapi salah. Maksudnya, penggunaan beberapa kata yang seringkali dianggap benar oleh masyarakat, sebenarnya memiliki makna yang salah. Saya bukan pengamat bahasa atau apa. Saya hanya seorang warga negara Indonesia yang sering ngerasa aneh dan prihatin kalau lihat penggunaan kata yang tidak pada tempatnya (perasaan isi blog ini juga berantakan -__-")
Aaandd. .. that's all :D



*tumben tulisan gue agak bener*

3 comments:

  1. untuk "usah" aku terombang-ambing. ada yang bilang "usah" = "tak perlu" eh ini bilang "perlu". :(

    ReplyDelete
  2. Maaf, menurut saya, kata "semena-mena" sudah tepat penggunaanya. Menurut KBBI:

    semena-mena/se·me·na-me·na/ adv sewenang-wenang; tidak berimbang; berat sebelah: pembagian harta warisan itu dilakukan secara -;

    kesemena-menaan/ke·se·me·na-me·na·an/ n perihal atau keadaan tidak berimbang

    ReplyDelete
  3. Nice... Thanks,, someone who do seaech about this kind little kind must be apreciated :)
    Good job dude

    ReplyDelete