[Review] Autumn Once More - Ilana Tan, Ika Natassa, Aliazalea, dkk~

July 27, 2014 Agista Kartika 0 Comments

Abis blogwalking, nemu review beberapa buku yang bikin gue tertarik buat beli. Dan Alhamdulillah, tepat disaat mau pulkam dan butuh banget buku buat dibaca dijalan, gue dapet rejeki. Meskipun, nggak sempet ke Gramed sebelum balik, gue cukup puas bisa beli dua buku yang MUNGKIN bakal gue review ini. Dan yang pertama adalah~


Judul: Autumn Once More
Pengarang : Ilana Tan, Ika Natassa, Aliazalea, dkk
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cinta <adj>: suka sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat
Ada bahagia dan kepedihan dalam cinta. Cinta yang terpendam menimbulkan resah, pengkhianatan pun tak lepas dari cinta, atau bahkan cinta berlebihan sehingga menyesakkan. Galau dan rindu pun dituturkan dalam ribuan kata di buku ini.
Novel bertema metropop ini merupakan hasil kerja keroyokan dari beberapa pengarang yang namanya mungkin udah kita kenal. Di dalam novel ini terdapat 13 cerita yang "lagi-lagi" bertema cinta, tapi tak melulu dilihat dari sisi berbunga-bunganya. Karena cinta memang tak selalu tentang rasa manis dan berdebar-debar yang dirasakan ketika dua hati tengah dimabuk asmara *puihh!!bahasague*. Disini terdapat 13 judul yang pas sekilas baca di daftar isi gak bakal langsung bisa ketebak gimana kira2 ceritanya. Nggak tau sih kalo orang lain yang baca. Hmm. . Okeeey here we go~

Judul pertama "Be Careful What You Wish For" bercerita tentang tokoh "Aku" yang naksir diam2 seorang teman satu kantornya, Gonta. Penasaran setengah mati pas kita mulai sadar akan kehadirannya, bete tanpa sebab kalau nggak ketemu seharian, atau senyum-senyum sendiri khas orang gila pas kita tahu bahwa ternyata dia juga memperhatikan kita. AliaZalea definitelly could bring those feeling into words dalam cerita ini. Dan tentu saja hal ini cuma bisa bikin gue mesem2 gak jelas, memutar kembali ingatan gue tentang masa2 menggelikan semacam itu.

"Thirty Something" adalah cerita karya Anastasia Aemilia. Meskipun mengusung tema sahabat-jadi-cinta, sebuah tema yang sudah banyak sekali digarap oleh banyak penulis, namun gaya bahasa dan cara penyampaian masalah yang dialami sang tokoh utama membuat cerita ini cukup asik untuk dibaca. Dilematis. "being thirty-something and single is not that easy". Dan tentu saja, membuatmu berpikir, apa yang akan kau lakukan jika kau menjadi tokoh Rachel dalam cerita ini?

Cerita ketiga, "Stuck with You" by Christina Juzwar. Kalau gue pribadi sih pas awal baca cerita yang ini langsung mikir, "FTV banget nih ". Daaan, yah emang kayak gitu. Terlalu banyak kebetulan. Meskipun gue gak terlalu keberatan sama cerita yang kayak gini, tapi tetep aja kurang bikin penasaran. Udah ketebak banget endingnya bakal kayak gimana.

Berbeda dengan ketiga cerita sebelumnya,  di cerita "Jack Daniel's vs Orange Juice" tokoh utamanya adalah seorang cowok. Disini Hariska Adiati, sang penulis, menceritakan tokoh "Gue" sebagai seorang cowok  bandel yang mendadak berubah. Si "Gue" rela merubah perilakunya menjadi sedikit lebih "baik-baik" demi mendekati anak Pak Haji tetangganya. Tapi, apa mau dikata. Ternyata gak cuma cowok yang pengennya jatuh cinta sama cewek baik-baik. Cewek juga menginginkan cowok baik-baik buat jadi suaminya.

Hetih Rusli membuat pembaca bertanya-tanya, menebak, dan berpikir sepanjang membaca cerita yang berjudul "Tak Ada yang Mencintaimu Seperti Aku". Cinta yang berlebihan? Obsesi? Stalker? Psycho? Sakit hati? Cemburu? Pembunuhan? Entahlah, hal-hal semacam itu. Memang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam cerita, tapi gue yakin hal2 diataslah yang akan muncul dalam benak pembaca saat menikmati kisah yang satu ini.

Next is "Critical Eleven" by Ika Natassa. Dari tiga belas cerita yang ada di novel ini, critical eleven is my favorite. Alur ceritanya nyantai banget. Tapii pas gue mau nulis sinopsisnya, gue nggak bisa. Entah kenapa. Maafkan saya :'(

Selanjutnya, cerita yang menjadi alasan kenapa gue beli buku ini. Yupp!! "Autumn Once More" (side story dari Autumn in Paris) yang sekaligus dijadikan judul buat novel kumpulan cerpen ini. Disini, Ilana Tan membawa kita kembali ke masa "lucu-lucuannya" Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa. Jauuuh sebelum kebenaran yang menyakitkan itu tekuak. Sebelum mereka tahu bahwa mereka tidak boleh memiliki perasaan menyenangkan itu. Dan tentu saja sama seperti main story-nya, Ilana Tan selalu bisa membawa pembaca ikut merasakan apa yang sedang dirasakan karakter dalam kisahnya.

Lalu, ada "Her Footprints on His Heart" by Lea Agustina Citra, menceritakan kisah sepasang kekasih yang hubungannya tengah goyah. Apalagi kalau bukan gara-gara kecemburuan gak beralasan si cewek. Sebenernya lucu sih kalo liat profesi si cewek yang desainer weeding dress dan cowok yang seorang dokter. Gue gak banyak nemu cerita, novel, atau apapun itu yang membawa kedua profesi ini sebagai latar belakang tokoh utama dalam ceritanya. Sayangnya, profesi mereka malah gak ada sangkut pautnya sama akar permasalahan yang dialami tokoh. Selain itu, alur ceritanya gak selow banget dan terlalu terburu-buru. Jadii, ya gitu deh..

"Love is a Verb" yah emang bener, "Cinta" memang hanyalah  sebuah kata yang terdiri dari lima huruf. Meilia Kusumadewi melalui cerita ini mampu menyadarkan kita, bahwa cinta tak harus diungkapkan dengan kata-kata, tak harus diumbar, dipamerkan, dan diketahui seluruh dunia. Perbuatan bisa lebih mewakili seribu kata-kata. Because more than words. Is all you have to do to make it real. Then you wouldn't have to say, that you love me. Cause I'd already know... -Extreme-

Selanjutnya ada cerita kocak dari Nina Addison. Dengan menggunakan point of view dari ke-empat tokoh dalam cerpen ini, "Perkara Bulu Mata" menjadi cerita yang asyik untuk dibaca. Dibawakan dengan bahasa ringan dan kita banget, khas cerita metropop, this story would bring you smile. Aneh tapi mungkin beneran ada.

Nina Andiana tak membawa masalah cinta sepasang manusia. "The Unexpected Surprise" justru mengingatkan kita bahwa cinta yang kita miliki tak melulu hanya untuk orang lain. Kita masih punya Ibu,  Mama, atau sebutan lain untuk orang yang telah membawa kita ke dunia. Yang terkadang justru kita perlakukan dengan tidak adil. Seiring dengan tumbuh dan dewasanya kita, seringkali kita merasa lebih "pintar", lebih dewasa, sok tahu, dan lebih baiik daripada orangtua kita. Tapi satu hal yang harus selalu kita ingat, orang tua kita selalu menganggap kita ini anak kecilnya yang manis.

"Senja yang Sempurna" adalah cerita karya Rosi L. Simamora. Dengan gaya bahasa yang agak berat, gue butuh sedikit konsentrasi buat baca. Cerita yang sad ending ini mungkin mengajari kita, bahwa kita gak boleh menyia-nyiakan apa yang telah kita miliki. Because maybe, you'll regret it when you realize that you already lost the one you really love~

Daaann sebagai cerita pamungkas adalah "Cinta 2 x 24" Jam by Shandy Tan. Kalau buat yang satu ini, serius. Pas awal baca mah biasa aja, ditengah-tengah gue musti bolak-balik lagi ke halaman depan buat mastiin sesuatu, tapi gak dapet. Dan pas abis baca, gue cuma bisa bilang "Hah?? Kok gitu...", diikuti "Ooh..Oke" dan dibarengi perasaan ngganjel yang nggak ilang-ilang.

Secara keseluruhan novel ini recommended banget. Ceritanya lucu-lucu. Ditambah sama desain cover yang lucu juga, bikin gue laper*ganyambung*. Alhamdulillah.. akhirnya seleseee. .Baru ini bikin review njelimet yang panjangnya segantar gini. Good job!!

0 comments: