[Review] Rumah Cokelat - Sitta Kirana~

September 01, 2019 Agista Kartika 0 Comments

Ceritanya abis baca buku yang bikin galau, jadi saya mau bagi-bagi penyebab kegalauan saya ke orang-orang, biar saya nggak galau sendirian :)
Here we go~

Judul: Rumah Coklat
Pengarang: Sitta Karina
Penerbit: Buah Hati
Tebal Buku: 233 halaman

Jadi ibu muda bekerja di Jakarta tidak mudah!
Hannah Andhito adalah tipikal perempuan masa kini di kota besar; bekerja di perusahaan multinasional, mengikuti tren fashion dan gaya hidup terkini sambil berusaha menabung untuk keluarga kecilnya, sangat menyukai melukis dengan cat air (yang ternyata baru ia sadari ini adalah passion-nya!), memiliki suami yang tampan dan family-oriented, sahabat SMA yang masih in touch, serta si kecil Razsya yang usianya jalan 2 tahun.

Sempurna? Awalnya hannah merasa begitu sampai Razsya bergumam bahwa ia menyayangi pengasuh yang sehari-hari selalu bersamanya. Perjalanan Hannah menemukan makna menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai sejak momen itu.
Mungkin memang tidak mudah menjadi seorang ibu sekaligus wanita karir. Dua hal yang sama-sama menuntut waktu dan pikiran yang tercurah penuh didalamnya. I'm not married yet, but this book make me wonder, what should I do in the future? Do I have the courage to leave my office work and become a full-time wife and mother like what Hannah did? Or can I do both of them at the same time with the right amount of time for both of them without abandoning one side? Because I tend to screw up at one side whenever I try to multitasking. Does this thing even classified as multitasking?

Back to Hannah and her little family. Everything is going all so smoothly at first -or they thought so. It took a while for Hannah to finally realize that all of this happy peaceful family that she portrayed is nothing but just an illusion. It's all started when Hannah heard his little prince called his nanny's name in his sleep. What kind of Mom would not feel this jealousy when her own son prefer his Nanny over his own Mom? Dan sejak saat itu Hannah baru sadar bahwa di banyak kesempatan Razsya lebih menyukai Mbak nya dibanding ibunya sendiri. Dan hal semacam itu pasti membuat ibu di manapun di dunia merasakan sakit hati dan kekecewaan yang mendalam. Kecewa pada dirinya sendiri, kenapa dia tak pernah memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk putra semata wayangnya. Sampai-sampai si pangeran kecil lebih menyayangi pengasuhnya daripada dirinya. 
 
Di novel ini, kita akan menemukan banyak sekali permasalahan yang mungkin akan dihadapi oleh semua pasangan yang membina rumah tangga. Macem iye-iye jak kau ni Gis! Gimana galaunya ketika si anak kecil sakit, gimana nggak enaknya ngasih tau kalau pola asuh kedua orangtua kita "menurut kita" udah "engga sesuai" lagi buat diterapin sekarang, gimana galaunya ketika si Mbak tetiba mutusin buat pulang kampung dan kita belum nemuin Nanny pengganti. Dan hal-hal lain yang butuh untuk dicari jalan keluar secepatnya.

Gue sendiri untuk yang poin pola asuh anak mengalami, eh bukan, melihat sendiri kejadian nyata di sekitar gue. Bukan, ini bukan anak gue yang mau kita bahas, tapi keponakan2 tercinta gue. Kebetulan kakak tinggal dirumah, nemenin bapak ibuk. Jadi otomatis kegiatan asuh mengasuh si krucil2 ini ada ditangan bapak ibuk, terutama ibuk sih. Nah, kasih sayang, perlakuan, tujuan dan cara mendidik antara orangtua sama grandparents terhadap bocah2 menggemaskan ini pastinya beda dong ya? Kalo kakek nenek sayangnya lebih ke "memanjakan", sementara kalau orangtua meskipun mereka pastinya sayang sama anak2 mereka, mereka harus mendidik anak2nya supaya disiplin, bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan, dan mereka punya rule yang udah ditetapin mengenai apa yang boleh dan nggak boleh dilakukan sama anaknya. Dari sini aja kita udah nemu kan ngga cocoknya dimana? Hal sepele macam makanan apa yang boleh dimakan atau engga aja, bisa jadi masalah lho. Yang kakak gue nggak ngebolehin anaknya macam eskrim atau coklat tapi ibuk sering sembunyi-sembunyi ngasih ponakan gue coklat lah, terus cara merayu si kakak biar mau sekolah, cara membujuk biar mereka mau beresin mainan, sungguh dangat berbeda. Jadi saran saya, kalau bisa dan memungkinkan, ketika sudah berkeluarga, alangkah lebih baiknya hidup terpisah dengan orangtua. Meskipun masih di komplek tempat tinggal yang sama it would be much more better kalau punya tempat tinggal sendiri. Karena itu rumah tangga kalian berdua, your family, your rule. Dan itu nggak akan bisa leluasa dilakukan kalau masih tinggal serumah dengan orangtua kalian. Ngono lho~

Malah banyakan racauan nggak jelas dari gue kan? Jadi, intinya buku ini bagus buat ngasih insight ke kalian yang hendak, akan atau sedang menjalani kehidupan rumah tangga, tentang apa yang akan kalian hadapi. Yah meskipun nggak semua rumah tangga akan mengalami masalah semacam ini sih. Tapi serius, buku ini bisa banget bikin orang mikir dan jadi galau. Kalau penasaran, baca sendiri aja yak. 

Sekian, dan terimakasih.

0 comments:

Tentang Jatuh Cinta~

August 31, 2019 Agista Kartika 0 Comments

Postingan ini udah lamaaa banget teronggok dengan tidak anggunnya di tumpukan draft blog yang mulai membusuk ini. Jadi, mumpung Gista ada kemauan buat nulis, kita rapikan dan post aja beberapa draft yang sebenernya nggak terlalu penting tapi sayang kalo nggak di post ini. So, here we go~

Pernah gak jatuh cinta? Pernah kan? Pasti pernah. Gue juga pernah. Iya, pernah, gista juga manusia kok, sama kayak kalian. Tapi bukan itu yang mau gue bahas sekarang. Engga, Gista engga lagi jatuh cinta sama seseorang. Tapi yang mau dibahas disini adalah tentang rasa cinta itu sendiri.

Kegalauan gue berawal ketika beberapa waktu yang lalu gue ketemu sama seseorang. Orang yang sempat gue klaim sebagai cinta pertama, orang yang di-penasaran-in Gista sampai beberapa tahun yang lalu. Jadi, ceritanya kita ketemu pas SMA, tapi pas kuliah kita lost contact sampai udah lulus dan kerja, baru beberapa hari yang lalu gak sengaja ketemu. Dia gak tau kalo gue pernah suka sama dia (yes, I'm a pro at hiding my feeling :), jadi yagitu... Gue penasaran selama beberapa lama, bingung ngartiin sikap dia ke gue, and so on, hal hal stupid macam itu lah pokoknya. Sampai beberapa waktu yang lalu (sebelum gue akhirnya ketemu ma dia) gue masih berharap kalau kita bakal bisa ketemu lagi. Entah apa yang bakal gue lakuin kalo kita bisa ketemu lagi. Di bayangan gue, mungkin gue bakal masih salting-salting, deg-degan and fall head over heels all over again sama dia. Tapi ternyata engga. Flat. Gue engga ngerasain apapun. Bahkan bisa-bisanya gue nggak ngenalin dia, kalau bukan karena temen SMA gue ngingetin dia, serius gue nggak bakal sadar kalau itu dia. Dan hal itu bikin gue ling-lung. Rasanya aneh banget tau gak sih. Kalo pas ketemu ternyata biasa aja gini, trus perasaan gue yang kemaren-kemaren itu apa?? Is it all illusion?

Trus gue ngerasa bodoh banget. Buang-buang waktu sama perasaan tau nggak Gis? Tapi dari sini gue dapet satu kesimpulan yang bener-bener menampar, dan bisa banget jadi pengingat buat diri gue kalo...

Yang namanya cinta itu nggak kekal. Cinta itu perasaan, dan perasaan munculnya dari hati. Hati itu sifatnya sangat tidak tetap, mudah terbolak-balikan atau dibolak-balikan. Begitu juga dengan perasaan cinta. It have ups and downs. And it's definitely could disappear in a blink of eye. Apalagi kalo cintanya cuma gegara sesuatu yang sifatnya duniawi banget kan? Love could change into something beautiful or unpretty. Tergantung kita nyikapinya gimana. Cinta kepada makhluk itu nggak akan kekal. Kalau alasan kita mencintai makhluk tersebut hilang, yaudah, mungkin akan hilang juga rasa cinta kita ke dia.

Tempatkan cintamu pada sesuatu yang tepat.Yang sedang diupayakan Gista saat ini adalah mencintai diri sendiri. No, gue nggak narsis. Gue harus bisa mencintai diri sendiri kan buat bertahan hidup? Sambil belajar keras buat mencintai Sang Maha Cinta. Nggak tau diri banget kan? Udah nerima cinta-Nya setiap detik tapi suka nggak sadar. Pura-pura nggak tau. Disuruh taat aja susah banget. Masih suka tergoda ngelakuin hal-hal yang nggak disukai-Nya. Meskipun Dia nggak butuh cinta dari kita, tapi kita butuh banget kan cinta dari Nya? Kita masih bisa nafas, menggerakan anggota badan, mendengar suara angin, mengecap manisnya rasa permen, dan beraktivitas dengan normal juga karena cinta dan kasih-Nya kan?

Yukk semangat lagi belajarnya, perbaiki niat dan tujuan. Perjalananmu masih jauh nak.


PS: tulisan ini udah lebih dari 3 tahun kayaknya nyempil di draft tanpa tersentuh. Maafkan si pemalas ini.

0 comments:

Welcome to Sintang~

January 19, 2019 Agista Kartika 0 Comments

Halooow akhirnya gue bikin postingan baru di tempat yang baru... hahaha...Akhirnya gue mengalami hal yang pasti, sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Akhirnya gue mutasi. Gimana perasaannya? Biasa aja sih, awalnya. Karena prediksi kita emang bentar lagi. Tapi gue gak nyangka bakal secepat ini. Bayangin aja, minggu sebelumnya gue baru aja nyariin kado buat adek2 junior gue yang perpisahan buat lanjutin study. Tetiba, kayak tuyul yang tiba-tiba muncul si SK itu menunjukkan wujudnya, jam 9 malam lagi, kan agak2 bikin merinding yak? Jadilah kita serumah pada nggak bisa tidur, dasar calon emak2, malah nggosip ngalor ngidul ngga rampung2. Bahkan sampai seminggu setelahnya gue masih menjalani kehidupan seperti biasa (emang harusnya gimana Gis?). Gue gak nangis (iya, gue selemah itu anaknya). Habisnya apa ya? Gue mau nangis kejer kayak apapun ngga bakal ngubah apa yang udah diputuskan. Iya kan? Dan gue yakin, Allah itu pembuat skenario terbaik, jadi gue yang cuma sebagai artis pendatang baru yang perannya mungkin cuma sebagai debu di jalanan ini ya manut-manut aja kan. Apa lagi coba yang mau diragukan kalau yang bikin skenario sekaligus sutradara, sekaligus produsernya yang adalah Dia yang Maha atas segalanya?? Gue cuma minta biar bisa diberi kekuatan untuk ikhlas menerima apapun ketetapan yang udah ditetapkan buat gue. Gista cuma minta itu Ya Allah...

Setelah beberapa lama disini, setelah beberapa waktu lalu sempet sok2an pundung sama Allah, sok2an protes, kenapa gini, kenapa gitu, akhirnya gue sadar, mungkin dengan pindahnya gue kesini juga merupakan jawaban Allah atas salah satu doa yang gue panjatkan. Masya Allah... betapa indah cara Allah menjawab doa hamba-Nya. Dan mungkin pilihan Allah ini lah yang terbaik buat gue, untuk saat ini. Yang harus gue lakukan cuma bersabar, ikhlas, dan senantiasa berprasangka baik atas ketetapan Allah, iya kan?

Oke.. seperti biasa, kita ngobrol dulu masalah tempat baru kita ini. Sintang itu dimana sih?? Wkwkwkk, tiap ada temen gue yang nanya, Gis sekarang dimana? Trus gue jawab di Sintang, pasti mereka bakal nanya, "Sintang itu dimana sih Gis?". Always. Kalau gue nggak kerja disini pun, gue pasti gabakal tau Sintang itu di belahan bumi bagian mana. Baiklah, karena gue baik, gue jawab yak. Sintang itu masih di wilayah provinsi Kalimantan Barat. Jaraknya kurang lebih 310 km dari Pontianak, bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat (iya, di Sintang ada bandara kok, tenang aja), yang memakan waktu 35 menit. Atau lewat jalur darat dengan waktu tempuh 6-8 jam, tergantung bus nya mogok apa kagak. Meskipun lumayan jauh jaraknya, tapi kondisi jalan dari Pontianak ke Sintang udah bagus lho, alhamdulillah. Karena menurut senior yang udah lama penempatan disini, beberapa tahun yang lalu, jalanannya masih belum sebagus sekarang. Jadi bersyukur ya Gis, kamu penempatan Sintang nya sekarang...

Next, kalo suasana kotanya sendiri, menurut gue sih kurang lebih lah sama di Blora. Yah, jadi nggak shock2 banget lah gue. Dari desa kembali ke desa, istilahnya pindah ke desa di pulau sebelah gitu lah. Yang bikin agak sedih, disini gak ada tempat maen. Padahal kan gue anaknya gak bisa banget diem seharian dirumah kalo pas lagi libur. Jadi ya gitu, di minggu-minggu awal gue bingung, mau maen kemana? Tapi setelah dua bulanan gue disini, akhirnya gue bisa menerima kenyataan kalau gue gabisa maen kalo weekend. Dan ada bagusnya juga sih, gue jadi bisa nyicil ngabisin buku gue yang numpuk tak tersentuh.

Sebetulnya, ada satu tempat wisata yang bakal muncul kalau kalian mengetik "tempat wisata sintang"  di Google. Yupps, Bukit Kelam. Jadi, Bukit Kelam itu tuh batu segede gaban yang entah bagaimana ceritanya, bisa ada di tempat itu. Kalo kalian di Sintang dan melihat ada sebentuk bukit di kejauhan yang berwarna hitam, itulah Bukit Kelam. Dinamakan Bukit Kelam, mungkin karena warnanya emang abu-abu kehitaman, jadi kesannya kelam dan mengandung unsur mistis gitu (gue ngarang). Satu hal yang harus gue tekankan disini, meskipun namanya "bukit" dan emang segede bukit pada umumnya, tapi dia itu 100% batu yang ditumbuhi berbagai rupa tumbuhan. Gue sempet ngobrol sama bapak-bapak penduduk lokal yang jualan minuman diatas bukit, katanya Bukit Kelam itu merupakan bukit batu terbesar se-asia tenggara, atau asia gitu, gue lupa. Tapi satu hal yang bikin gue agak kecewa, tempatnya kurang terawat. Jadi di bawah kan ada semacam taman, ada tempat bermain buat anak-anak, ada kolam, and something that supposed to be air terjun, tapi kondisinya mengenaskan banget. Banyak sampah berserakan dimana-mana, fasilitasnya kayak kamar mandi, mushola, tempat mainnya gak terawat, dan air terjunnya bahkan gak ada airnya. Ongkos masuknya cukup Rp. 5.000,- Dan pas gue kesana, ternyata banyak juga yang mengunjungi tempat itu. Kalau jalan kesananya sih bagus, jarak tempuhnya kurang lebih sejam lah kalau dari kota Sintangnya. Ohiya, setelah kunjungan gue kesana, gue jadi belajar tentang satu hal. Mungkin benar, terkadang sesuatu akan terlihat lebih indah ketika kita hanya melihatnya dari kejauhan. Karena ketika kita terlalu dekat, kita bisa dengan jelas melihat bahwa banyak sekali ketidaksempurnaan, hal-hal yang tidak indah, biasa, atau mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi kita. And expectations really kill.

100% batu murni, tanpa pemanis tanpa pengawet
View dari atas yang nggak atas2 banget (gue anaknya lemah dan penakut)
 Oke, cukup dengan Bukit Kelamnya, kita move on ke tempat favorit kedua. Apa itu? Tepat sekali, Keraton Al Mukarammah.Sayangnya, waktu kita kesana, mungkin karena udah kesorean, museumnya udah tutup. Jadilah kami cuma duduk-duduk santai di tenda2 kopi yang ada di depan keraton. Dana ada satu hal yang bikin kami terpana, terpukau, terkaget-kaget. Karena sunsetnya Masya Allah... luar biasa. Dan tiap kami ada kesempatan, kami dateng sore-sore menjelang magrib kesana. Just to get the peacefulness, river breeze and the beautiful sunset.
Langit Allah yang selalu indah, kapanpun, dimanapun, terluvv <3
Hal lain yang sangat mencolok, yang patut buat diceritakan adalah. Disini gila banget kalo pas musim duren. You'll see duren everywhere. Dan orang-orang pada berpesta duren hampir tiap hari. Untungnya, sejak beberapa bulan lalu, gue udah bisa makan duren. Jadi... sekarang gue bisa ikut menikmati, gak cuma nontonin orang yang pada makan duren. Bahagia rasanya...

Okey, that's it. K? Bye!!!


0 comments: