Chitty-Chatty~

December 06, 2015 Agista Kartika 0 Comments

Source
Soooo many things happened these last three (or four) months. First thing first is, I'd like to say that I'm freeeee now :D. It's been a though days for me. I've passed what you called "diklat maraton" that started at early September and about to end a week from now. Yes, it means that I'm not officially free, but I've just finished my last REPORT, which is consist of 120 pages that I write these last 2 weeks (I need 4 moths to write my mini thesis with the same amount. Incredible right?). So... I have the very right to name it as a-few-steps-more-to-be-actually-free. 

The "diklat" itself is not that awful actually. I don't hate it. I got new experiences and knowledge, I met bunch of wonderful people, I got some new kind-hearted friend who bring a good positive change to me. I met a friend whose her weirdness is fit with mine. I gain some weight (thanks to the catering service who always feed us six times a day).  And of course, I got lessons about life. After passed this "diklat", I realized that my definition about happiness is changed. It's simplified. Happiness is not about getting what you want, dinner in a luxurious place, traveling to beautiful places, or shopping till your knees get numb. 

Could see the beautiful morning sky when we should did sit-up 30-something-times is happiness. Had a 15 minutes bath at night after super hectic day is happiness. Had a dinner of popmie with a few friend is happiness. Could have 15 minutes nap every Friday between class break is a bliss. Soooo.... what I wanna say is, happiness is not something that you get with money. It's there, inside our mind and heart, we made it ourselves. All we have to do is always be grateful of everything we have, and everything that happen in our life. Don't forget to say, Alhamdulillah :)

But, even so, I still wanna say that this "diklat" also gave me headache. It's really hectic. And stressful. And tiring. I didn't even have time to post even a word in my blog. Because I didn't have enough time to open my net book, sat, and relax, and writing things. But I made a diary (again) in the middle of my depressing time. And it worked at compensating my anxiety. So, everything just fine. It's kinda funny actually, cause I made silly doodle beneath every paragraph I wrote. And when I re-read my writings, those doodle could move and show me what happened back then. It's cute, I should post them here someday...

So, this mussy writing officially become my comeback stage (lo pikir boyband korea?). I hope I could post something here frequently from now on~
Annyeong~

0 comments:

Namaku Hujan~

August 14, 2015 Agista Kartika 0 Comments


Namaku Hujan,
Orang mengenalku sebagai "Hujan yang jatuh cinta kepada awan"
Dengan patuhnya, dengan bodohnya, ku ikuti kemanapun dia pergi
Tanpa ku pernah tahu bahwa dia tak pernah menyukai keberadaanku disampingnya

Semua terlambat ketika aku menyadarinya
Diriku sudah terlalu tinggi,
Terlalu takut untuk jatuh,
Namun terlalu sakit untuk kembali

Lalu apa yang harus kulakukan?
Entahlah aku pun tak tahu,

Namaku hujan,
Aku pernah jatuh cinta kepada awan,
Tapi aku bukan lagi "Hujan yang jatuh cinta kepada awan"
Aku adalah "Hujan yang akan segera jatuh ke Bumi"

0 comments:

Lagu L'Arc en Ciel yang Easy Listening~

August 06, 2015 Agista Kartika 0 Comments

   
Siapa yang gak kenal sama L'Arc en Ciel? Kalo ngakunya pencinta segala sesuatu yang berbau Jejepangan pasti tau lah sama band rock yang satu ini. Kalo saya sendiri, dulu kenalnya gegara apa yaa? Oh iya, dulu pas jaman saya masih bocah kan kalo tiap hari minggu pagi suka ada kartun & anime yang diputer tuh di salah satu stasiun televisi swasta, nah ada satu soundtrack yang saya suka banget dan sampe apal (meskipun liriknya ngaco banget sih). Abis download lagunya diputer terus, meskipun saya waktu itu belum ngeh sama Laruku, tapi setelah saya kenal dan juga jatuh cinta sama Band beraliran J-Rock di Indonesia, dengan nama yang sama dengan alirannya (a.k.a J-Rock, baca: Abang Wima dkk.) saya jadi tau ada band di negara sakura sana yang jadi Inspirasi mereka buat bermusik. That's it! L'Arc en Ciel (baca: Om Hyde dkk). Seperti postingan2 yang lalu, disini saya akan berbagi lagu-lagu dari Laruku yang (menurut saya) bagus dan enak didengerin. Here they are~

1. The Fourth Avenue Caffe
Lagu inilah lagu L'Arc en Ciel yang pertama banget didenger sama kuping saya. The Fourth Avenue Caffe atau Izumi You ini adalah salah satu soundtrack dari anime Inuyasha. Meskipun musiknya sedikit up-beat khas J-Rock tapi lagu yang satu ini memiliki makna yang lumayan dalem. Tentang perpisahan seorang yang ditinggalkan kekasihnya. Something like that mereun.. Gista mah hobby banget mengartikan secara bebas sebuah lagu, hheu~

2. Hitomi no Jyuunin
Kalo lagu ini agak beda sama lagu sebelumnya, ada sedikit sentuhan melow nya. Tapi somehow saya selalu bisa dibikin merinding tiap denger lagu ini. Suaranya Om Hyde kan melengking-lengking dan meliuk tinggi kayak sinden gitu, jadi kalo denger dia nyanyiin lagu ini tuh rasanya gimanaa gitu.

3. Anata
Lagu yang satu ini termasuk salah satu yang wajib dibawain dalam setiap konser/world tour mereka. This song has something that make it special, dan memiliki ruang tersendiri di hati para penikmat musik Laruku. Sweet banget tau liriknya.

4. My Heart Draws a Dream
Yume wo egaku yo
Yume wo egaku yo
Yume wo egaku yo
My heart draws a dream~

Siapa coba yang gak semangat kalo dengerin lagu yang nyemangatin banget kayak gini. Lagunya tuh gak yang ceria banget atau bertempo cepat, dan cenderung lebih menenangkan. Tapi makna lagunya bisa banget bikin kita sadar kalo apapun mimpi kita, itu patut buat kita perjuangin.

5. XXX
Mmm... lagu ini artinya apa yah? Saya sendiri sebenernya juga engga terlalu paham sama maksud lagu yang satu enih, tapi musiknya itu looh... catchy banget! Sekali denger pasti langsung terngiang-ngiang. 
Step into fascination
Trap of infatuation, kiss
Meskipun kalo dipikir-pikir liriknya gak jelas mau kemana dan maksudnya apa, tapi saya engga pernah bosen dengerin lagu "aneh" ini.

6. Niji 
Pelangi pelangi alangkah indahmu merah kuning hijau dilangit yang biru, pelukismu agung siapa gerangan, pelangi pelangi ciptaan tuhan... Iya, pelangi yang itu. Tau pelangi kan? iya, yang barusan saya nyanyiin itu. Tau kan proses terbentuknya pelangi? Pelangi datang akibat dari proses pembiasan sinar matahari oleh titik-titik air hujan. Jadi pelangi gak akan ada kalau engga ada hujan. Pelangi yang indah itu ada seteah dia melewati derasnya hujan. Lagu ini juga menceritakan bahwa setiap kita menemui sebuah kesulitan, pasti akan ada sesuatu yang indah yang datang mengikutinya, ya indah, seperti pelangi.

Oke, segini dulu. Mendadak gak tau mau nulis apa lagi. Jadi, dilanjut nanti aja yah kalo udah mood nulis lagi~

0 comments:

Hujan Bulan Juni~

June 02, 2015 Agista Kartika 0 Comments

sumber
Tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucap
diserap akar pohon bunga itu

~Sapardi Djoko Damono~
 Barusan ujan, eh gerimis ding. Bentar. Dan tiba-tiba keingetan sama puisi ini.

0 comments:

Ini itu, itu apa?

May 24, 2015 Agista Kartika 0 Comments

"Nduk, mau ikut ibuk belanja ndak?"
"Bentar buk, ini lagi mau ngerjain laporan ojt. Ntar kalo aku ikut trus yang mau ngerjain siapa?"
"Yawis, ndang dikerjakke"
Dan Gista pun ndelosor di kamar, ngadepin laptop, buka kaskus, youtube, nyunyu, instagram, facebook, blogger and anything but that-so-called-laporan-ojt-thing.

Lagi-lagi disuruh bikin laporan. Ngerjain apa dikit lapor, ikut acara apa lapor, ada kegiatan apa lapor, kayak punya pacar posesif aja apa2 musti lapor *eeh*.

Lagian, kenapa sih bentuknya musti laporan? Gak ada cara lain apa selain pake laporan? Kalo gak salah apa-apa masa iya musti lapor? Emang situ mau dilaporin? Bayar pengacara mahal tauk!! (baca dengan nada nyolot)

Deadline tanggal 5 Juni, dan lagi-lagi, saya masih berasa kalo 5 Juni itu masih lama. Padahal emang iya, masih lama. Tunggu aja, liat ntar pas udah H-2, pasti diantara anak2 yang lain, gue yang paling heboh sendiri, nanya ini itu sama orang2. Mending kalo udah tau apa yang mau dikerjain, lah ini, otaknya masih kosong melompong, menunggu ada peri inspirasi datang dan membawakan segepok bahan buat ditulis.

Anyway, post ini emang gak penting, gue cuma lagi mencari pengalih perhatian, so pardon this stupid rant. *lanjutin ngobrol sama kucing*


PS: Ada yang mau bantuin bikin laporan saya tak?

0 comments:

[Review] Movie: Usagi Drop (2011) ~

May 17, 2015 Agista Kartika 1 Comments

Usagi Drop
Satu lagi film jepang yang recommended buat ditonton!
Satu kata buat film ini: Maniiiiiisss banget!!
Ceritanya manis, dedek Mana Ashidanya maniiis, Kenichi Matsuyamanya juga manis ;)

        Usagi Drop (Bunny Drop) merupakan sebuah film yang diadaptasi dari manga dengan judul yang sama. Bercerita tentang kehidupan seorang gadis kecil, Rin Kaga (Mana Ashida), 6 tahun, dan Daikichi Kawachi (Kenichi Matsuyama). Pertemuan pertama mereka terjadi saat hari pemakaman kakek Daikichi, yang juga merupakan ayah kandung Rin. Dikisahkan disini, Rin adalah anak tidak sah dari kakeknya Daikichi. Masalah muncul ketika sepeninggal ayahnya, tak ada seorang pun dalam keluarga besar Kawachi yang mau merawat Rin. Melihat Rin yang kesepian dan sangat kehilangan ojii-san nya, hati kecil Daikichi terketuk. Dan tanpa pikir panjang, dia mengajak Rin kecil untuk tinggal bersamanya.

      Dirinya baru benar2 sadar akibat dari tindakan gegabahnya keesokan harinya, bahwa merawat anak kecil membutuhkan tanggung jawab yang besar. Mengingat dirinya yang masih muda, belum menikah dan belum pernah merawat anak kecil sebelumnya, tentunya dia harus melakukan banyak sekali penyesuaian. Dan dimulailah kehidupan "baru" mereka. Rin yang pendiam harus mulai membuka diri kepada Daikichi, dan Daikichi harus "menata" ulang ritme hidupnya. 

     Kemudian adegan selanjutnya diisi dengan usaha mereka berdua untuk bisa saling mengerti. Kita bisa melihat pengorbanan Daikichi untuk bisa tetap merawat Rin, dan kebingungan2 yang harus mereka hadapi. Mulai dari bingung cari sekolah untuk Rin, bingung membagi waktu antara Rin dengan pekerjaannya, bingung bagaimana cara merawat anak kecil yang sedang sakit, dan hal2 lain yang bikin kita senyum2 sendiri liatnya. Daikichi tuh keliatan sayaaang banget sama Rin.
    Jadi, bagaimanakah kelanjutan kisah mereka berdua? Siapa dan dimana ibu kandung Rin yang sebenarnya? Apa ibu kandungnya sama sekali tidak peduli dengan keberadaan Rin? Apakah Dakichi harus merawat Rin untuk selama-lama-lama-lamanya? Apakah ketakutan Daikichi bahwa dia tidak akan bisa mendapat pacar karena dia telah memiliki seorang anak terbukti? Cari tau sendiri, cause I’m not gonna tell you!!

     Yang jelas menurut saya film ini ringan banget, kita engga perlu mikir selama nonton, cocok banget buat ditonton sambil nyantai. Karena, ya itu, ceritanya memang tentang kehidupan sehari-hari mereka aja, mengalir, dan sangat sangat manis. Ada sih satu dua kejadian yang bikin panik, tapi saya yakin they could overcome that problem. Super duper manis pokokna mah. (udah berapa kali saya ngomong manis coba??) Oh iya, ada kesimpulan terakhir dari Daikichi yang kalo dipikir-pikir ada benernya juga. Ini~

At some point we all grow and fall in love. Get married, give birth, and become parents. And kids in their turn become parents from this angle. As far as I can see, the world is all fathers and mothers. Isn't it like big waves of love?

      Maniss kaan?? Saya aja dibikin senyum terus loh selama hampir dua jam nonton (kecuali pas Kouki sama Rin nangis bareng di makam). Kenapa?? Karena for the very first time saya bisa melihat Oom Kenichi Matsuyama keliatan "normal". Beberapa kali nonton filmnya Kenichi, perannya dia gapernah ada yang normal. Di Death Note, tau sendiri kan gimana kelakuannya L. Di DMC apalagi, tidak tertolong. Trus di Gantz... yah lumayan sih, tapi karakternya dia agak kacau gitu. Terus di film dia yang terakhir saya tonton, Zeni Geba, dia jadi seorang psikopat yang gila duit. Hmmm... Jadi, tetiba liat dia berperan sebagai cowok normal yang punya kehidupan yang biasa aja, sweet, baik, lembut, dan sayang sama anak kecil kayak gini tuh sesuatu banget.

Ini reviewnya filmnya yang sebelah mana yak ngomong2? Malah jadi ngebahas Kenichi Matsuyama kan gis -____-
Hontou ni gomennasai minna-san!!

1 comments:

[Review] Dear You - Moammar Emka~

April 25, 2015 Agista Kartika 0 Comments


      Punya buku ini udah lama, kepincut beli gegara desain covernya yang lucu, pengarangnya, Moammar Emka, siapa sih yang gak kenal sama dia, trus sinopsis di sampul belakangnya bikin penasaran, kayaknya ceritanya bakal bagus gitu. Tapi... eng-ing-enggg... setelah dibuka, ternyata buku ini adalah kumpulan sajak sodara2...
     Hehe salah saya sendiri sih, kalau mau beli buku ga baca2 review dari orang lain dulu, suka kalap kalo udah liat banyak buku berjejer di toko buku, jadi.. sering apa ya istilahnya, keliru beli buku. Tapi gak terlalu kecewa juga sih, soalnya dapet bonus kartu cinta gitu. Desainnya lucu, tulisannya lucu juga, kek gini nih~
Dear you, cinta memang sederhana. Tapi aku memilih luar biasa memaknai jatuhnya. Jatuh cinta kepadamu.
Tapi setelah kunjungan keponakan saya beberapa waktu lalu ke kamar saya, ternyata keberadaan kartu cantik tersebut tidak dapat terlacak lagi jejaknya. Hmmm... mungkin sudah berubah bentuk menjadi serpihan cantik. Hanya Dek Ais dan Tuhan yang tahu...

    Oke, kita bahas isinya... Buku tebal ini (iye, 403 hlm itu termasuk tebel kan?) berisi ratusan potongan kalimat2 cinta (yang menurut saya pribadi agak sedikit ketinggian bahasanya) yang terbagi kedalam 13 bab sesuai dengan temanya. Ada jatuh cinta, rindu, rindu tapi tak tersampaikan, perpisahan, rindu tapi sama dia yang udah jadi punya orang lain, patah hati, cinta yang menggebu, kangen sama dia yang udah lama pergi, dsb. Jadi, bener banget sinopsis yang ada di cover belakang. Temukan cerita cintamu di buku ini dan bersiaplah untuk jatuh cinta lagi. Maybe you'll find what your love story feels like in one of those beautiful words. Hehe,

    Tapi-tapi... kayaknya buku ini bakal lebih berguna buat cowok yang lagi pedekate atau mau ngajak balikan pacarnya, karena apa? Karena kalimatnya (lagi-lagi) menurut saya pas banget buat ngegombalin cewek, meski agak mikir sih, tapi bisa lah kalo mau bikin cewek melting2 gitu, hihihii. Buku ini dilihat dari sudut pandang cowok banget, entahlah, mungkin gegara pengarangnya juga cowok kali ya? Selain itu buku ini mungkin lebih pas dibaca oleh manusia2 yang sedang jatuh cinta, atau galau, karena kalau dibaca sama orang yang kondisi hatinya lagi suwung, gak akan ngasih efek apapun. Kok tau?? Mmmm yagitudeh...

       Dan setelah saya bolak balik dan skip2 buku ini beberapa hari, saya menemukan beberapa penggal kata cinta manis yang menurut saya manisnya pas dan beberapa kata2 galau buat orang yang gagal move on~

* Ketika memikirkan orang yang pernah kamu cintai, ingatlah dia dengan tersenyum untuk berterima kasih.Karena dialah, kamu lebih mengerti tentang kasih.

* Suatu hari. Dua kata yang berbahaya. Seperti menjanjikan sesuatu, tapi menyimpan ketidakpastian. Semu tapi seperti nyata dan sebaliknya.

* Seperti masuk dalam labirin,
setiap kali kucoba mengurai segala tentangmu.
Sesatku di persimpangan jalan.
Menunggumu dalam ketidakpastian!

* Aku percaya cinta itu bersifat menuntun. Tapi kubutuh tanganmu untuk sampai ke tujuan.

* Kalau saja hati itu seperti buku terbuka, betapa indahnya membca dan menuliskan cinta - untukmu.

* Kadang, cinta itu tak perlu bicara. Dalam diam pun cinta tetap bisa berkata-kata.

* Biarpun remuk redam, salahkah jika terus kutimang rindu ini - untukmu, tanpa titik koma?! Ah, memang tak butuh teori. Aku hanya ingin jatuh cinta dan terjun bebas bersamanya.

* Kamu: "Ada apa dengan diammu?"
Aku: "Ah, yang diam kan hanya mulutku. Pikiranku? Tak pernah berhenti bicara, tentangmu. Kamu tahu itu."

* Masih...
Setiap kali sunyi mematuk sendiri,
kamu pun hadir tanpa permisi.
Masih dan selalu begitu.

* Dear you,
Semua masih tentangmu. Mimpi itu, harapan itu.
Tak ada yang berubah. Setiap inchinya begitu berarti.
Selamat pagi.

* Dear you,
Melupakanmu? Tidak...
Selambat atau secepat apa kita ingin melupakan? Tidak ada jawaban yang tersirat, pun tersurat.
Selama ingatan adalah akarnya, melupakan adalah milik waktu; kapan pun itu.
"Aku tlah melupakanmu!" Mungkin, makna yang sebenarnya adalah "aku (merasa) telah melupakanmu." Faktanya: tidak!
Biarkan waktu yang melupakanmu karena aku tak mampu membunuh ingatanku.
Melupakan semua tentangmu? Tak mungkin; karena kamu tinggal dalam ingatan.
     Iya, pada akhirnya aku memilih untuk berdamai dengan diriku sendiri, aku tak akan memintamu hengkang. Aku akan menunggu. Sampai kau lelah berkeliaran dalam ingatanku, jadi biarkan waktu yang menghapusmu. (saya engga curhat loh, serius. Engga curhat kok ini)

0 comments:

Undiscipline me~

April 06, 2015 Agista Kartika 0 Comments

Akhir-akhir ini kondisi kejiwaan saya lagi gak stabil...|Sejak kapan lu ada sakit jiwa gis?|Kagak ada sih, biar lebih dramatis aja...| -___-" ini bocah bener-bener minta ditabok.

Lagi sebel sama diri sendiri. Banyaaak banget janji sama diri sendiri yang sampai detik ini belum gue tepati. Niat dan perencanaan sih nilainya 90, tapi eksekusinya memble banget. Ibarat kata, bagaikan menari diatas daun talas, ya engga bakalan bisa. Kecuali lu berubah jadi liliput super kecil yang bisa nari. Gue punya satu kebiasaan buruk dari dulu, yang sampai sekarang masih susah banget buat dirubah. Yaituu...gue gampang bosen sama apa yang gue kerjain, jadi ketika gue udah bosen sama sesuatu, gue akan memulai hal lain, yang kemudian pada akhirnya, akan menghasilkan banyak hal yang baru terproses setengah jalan. Yah gitu... Siapa coba yang mau nyelesein sisanya?

Mau di list-in gak janji, atau lebih tepatnya pekerjaan yang gue tinggal setengah jalan itu?? Ini dia:
1. Entah sejak kapan tahun gue ada niat buat ngapalin surat As-Syams (oke, mungkin banyak anak TK yang lebih keren dari gue, tertawakanlah saya sepuas kalian), tapi sampai detik ini, gue gak bener2 ngapalin, jadi baru 5 ayat yang gue apal, dan sisanya, allahualambishowab.
2. Gue sempet pengen belajar bahasa Jepang sendiri, iseng-iseng itu siapa tau bisa, karena yah, di sini mana ada sih tempat buat kursus bahasa gituan? Dulu pas awal2 gue udah sempet bikin satu buku khusus buat belajar bahasa jepang ini, udah ada buku panduannya, udah beli kasmusnya, dan udah sampai tahap pengen belajar nulis sama ngapalin huruf kanji. Tapi dasar gue ini bocah yang tipe malesnya tingkat dewa, baru apal huruf a dan beberapa temennya yang lain (yang sekarang bahkan udah lupa lagi) gue mandek gitu aja. Padahal kalo di awal minggu kayak hari senin gini gue udah semangat banget entar kalo weekend pengen ngelanjutin hal ini. Tapi begitu weekend di depan mata, gue berubah jadi beruang yang butuh hibernasi... ahsudahah.
3. Kalo lu bisa nengok dashboard blog gue ini, lu pasti bakalan kaget, karena apa? Karena meskipun gue jarang banget ngepost sesuatu, sebenernya banyaaak banget artikel yang nangkring di draft gue. Iye, cuma nangkring disitu, entah dari kapan. Mulai dari review buku, cerpen, puisi, atau beberapa pemikiran mendalam lain yang baru setengah jadi. Jadi, gue enggak sampai hati mau ngepos bahan setengah jadi macem tu. Yaaa gitudeh...
4. Gue pengen bisa nulis, gue pengen ikut lomba nulis. Niat mulia diatas udah sejak beberapa tahun lalu ada di benak gue. Keren banget kan gue?? Iya dong.. Tapi realitanya? Jangan ditanya. Sampai detik ini gak ada satupun event yang jadi gue ikuti. Cuma seneng nyari-nyari info lomba, trus gue download form2 pendaftarannya, gue kumpulin di satu folder di laptop imut ini, dan udah! Cuma gitu thok, gak ada eksekusi lebih lanjut. Kan kamvret banget elu gis!!
5. Gue sering banget pengen beli buku ini itu dengan berbagai macam judul baru, karena emang pada dasarnya gue demen baca buku. Tapi masalahnya, masih ada beberapa buku yang baru setengah jalan gue baca, dan gak gue lanjutin karena gue nya udah terlanjur bosen. Pukpukpuk, sabar ya nak, suatu saat nanti kalian bakalan terselesaikan kok... :'(

Daan sebenernya masih banyak hal lain yang pengen gue tunjukin ke diri gue sendiri. Ini loh Gis bukti kalo elo engga serius, engga disiplin. Masa iya lu mau terus2an kek gini? Engga kan? Jadi please Gista, perbaiki diri lo. Oke..

Happy monday~

0 comments:

Sebuah Buku Tanpa Kata~

March 30, 2015 Agista Kartika 0 Comments

source

Dirimu bagaikan sebuah buku dengan sampul berwarna warni, menjanjikan sebuah cerita indah
Sangat menarik, menggoda, dan ingin sekali kubaca
Kubuka halaman pertamamu, ada sesosok bocah kecil nan menggemaskan disana, dengan senyum polosnya mengulurkan tangan, berusaha menggapai seekor capung yang tengah hinggap di sebuah semak ilalang
Tak ada kata, hanya gambar indah itu yang ada disana

Kubuka halaman berikutnya,
Ku temukan gambar lain,sang bocah berada di dalam danau, tangannya terulur keatas, beberapa anak lain bergerombol di tepian danau
Aku tak tahu harus mengartikannya seperti apa, karena sekali lagi, buku ini tanpa kata
Mungkinkah si bocah tengah berenang, melambai kepada teman-temannya, mengajak mereka untuk bergabung bersamanya?
Ataukah bocah itu tenggelam, meminta tolong kepada teman yang dengan cemas hanya bisa melihatnya dari tepi danau?
Aku beralih ke halaman lain, mencoba mencari petunjuk,
Namun aku hanya menemukan gambar berwarna-warni disana
Tak ada yang bisa kubaca, tak ada yang bisa ku eja
Kubalik halaman-halaman berikutnya
Nihil, berbagai macam gambar indah itu tak bermakna
Karena tanpa kata
Lalu, apa aku harus mengintepretasikannya sendiri?
Menerka-nerka, menciptakan asumsi tanpa dasar, mencoba mengerti apa yang tengah terjadi?

Tapi aku takut salah mengartikanmu,
Aku takut cerita kita berbeda,
Versiku, dengan imajinasi berlebih dan seringkali tak masuk akal
Dan versimu yang mungkin lebih netral
So please, tell me something
One thing,
Apa yang harus kulakukan agar aku bisa mengerti, cerita apa yang ingin kau sampaikan?

0 comments:

Lagu tentang hujan~

March 23, 2015 Agista Kartika 0 Comments

    Musim ujannya udah mau selesai, tapi berhubung tempat saya masih sering diguyur hujan. Jadi engga basi2 amat kan kalau mau bahas masalah hujan sekarang?
source
     Selalu ada dua cara yang saya lakukan untuk menikmati hujan. Yang pertama, hanya melihatnya dari dalam kamar, menikmati aroma hujan yang khas itu, sambil bernostalgila. Mengingat satu atau beberapa hal yang pantas untuk dinostalgiakan, mengubur diri didalam tumpukan selimut dan meminum sesuatu yang hangat  (bo'ong ding, seringya bobok aja kalo hujan). Atau yang kedua, menikmati setiap tetes air hujan yang jatuh, langsung bersentuhan dengan kulit. Engga trus sengaja ujan-ujanan juga sih. Saya bukan anak kecil lagi. Cuma, kadang-kadang kita ditempatkan pada situasi dimana kita harus bermobilisasi dari satu tempat ke tempat lain, dan tepat disaat itu, hujan turun tanpa ampun. And if you ask me, what I'm gonna do? I'll definitelly choose to get drenched by the rain daripada harus repot-repot berteduh, pake jas hujan atau payung. Dan ini beberapa lagu yang sering saya dengar/dendang kan pas lagi ujan. Here they are~

1. Hujan - Utopia
Aku selalu bahagia, saat hujan turun, karena aku dapat mengenangmu untukku sendiri
Entah kenapa dengerin lagu ini aja bikin gue ngerasa seger dan hepi. Suara rintik hujan diawal lagu membuat lagu yang satu ini pas banget didengerin pas lagi hujan, ataupun disaat kita merindukan hujan. Ataaau... disaat kita merindukan seseorang. Hahaa, pernah tau pepatah yang bunyinya gini gak? Di dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu. Is it true? At least for me, it's true.

2. Sheila On7 - Hujan Turun
Waktu hujan turun, disudut gelap mataku, begitu derasnya, kan kucoba bertahan
Kalau di lagu ini, si hujan yang dimaksud mungkin bukan tipe hujan yang menyenangkan seperti apa yang saya sukai. Tapi suara Oom Duta, beat musik yang gak menye-menye, dan maksud yang ingin disampaikan dari lagu ini, bikin kita bisa tetep semangat meskipun mungkin dinginnya ujan bikin kita pengen meringkuk dibalik selimut.

3. Taylor Swift - Fearless
There's something about the way, The street looks when it's just rained, There's a glow on the pavement you walked me to the car
And you know I wanna ask you to dance right there, in the middle of the parking lot, yeay~

Liriknya aja bikin orang pengen ujan-ujan. Ditambah lagi musiknya yang selow nyantai, enak banget lah pokoknya didengerin sambil baca buku dan selimutan pas ujan.

4. L'arc en Ciel - Singin in the rain
Melodi yang meliuk-liuk santai, suara oom Hyde yang empuk, ditambah petikan gitarnya kakak Ken dan bassline nya kakak Tetsu bikin lagu ini enak banget buat dinikmatin pas lagi nyantai. Artinya lumayan dalem loh lagu ini... Buat yang engga ngerti bahasa Jepang (kayak saya) search aja di google :)

5. Priscilla Ahn - Rain
Rainy day please stay
Rain rain don't go away
Sun can go back another day
Rainy day please stay...

Bener2 lagu tentang hujan kan? Lagunya bercerita tentang apa saja yang biasa kita lakukan ketika hujan :) Suara Priscilla yang lembut diiringi petikan gitar akustik yang minimalis membuat lagu ini pas banget buat didengerin sambil nungguin hujan berenti. Siapa tau bisa ketiduran... iya gak??

6. YUI - Rain
Lagunya up beat banget, meskipun sebenernya liriknya sedih. Sepertinya mbak YUI lagi galau, makanya dia teriak2. Siapa yang engga galau coba kalau ditinggalin sama orang yang kita cintai di momen yang seharusnya jadi momen yang menyenangkan? Sedih banget kan?? :'(

7. Sepanjang jalan kenangan
Sepanjang jalan kenangan, kita slalu bergandeng tangan. 
Sepanjang jalan kenangan, kau peluk diriku mesra.
Hujan yang rintik-rintik, diawal, bulan itu menambah indahnya malam syahdu.

Kalo buat yang satu ini, alasannya absurd banget. Mungkin gara-gara lagu ini selalu ngingetin saya sama cerita Ibu-Bapak pas jaman muda dulu, dan karena selera lagu saya yang agak-agak jadul, tiap saya ujan-ujan pas naik sepeda motor, pasti tanpa sadar, saya teriak-teriak mendendangkan lagu ini. Entah apa yang dipikirkan orang yang secara gak sengaja liat saya. Hmmm...

8. Officialy Missing You
All I hear is raindrop falling on the rooftop
Hey baby tell me why'd you have to go

Cause this pain I feel won't go away,
And today, I'm officially missing you
Lagu galau buat orang yang lagi keinget sama mantan, nyerah buat terlihat sok kuat, dan akhirnya ngaku kalo sebenernya dia rindu. . .
Lagunya selow dan menina-bobokan, jadi pas banget buat didengerin sambil ngantuk2 :)

9. Teardrops in the rain - CN BLUE
I don't kno which way t choose how can I find a way to go on
I don't know if I can go on without you
Even if my heart still waiting just for you
I really know you're not feeling like I do
Even if the sun shining over me
How come I still freeze
No one ever see, no one feel the pain
I sheed teardrops in the rain

Suara Jonghyun yang krispi dikuping enak banget buat didengerin, meskipun lagunya mengisahkan tentang kegalauan, tapi bagus. Galau banget. Dan tanpa sadar, saya sering menyanyikan lagu ini pas lagi ujan2, sambil nangis. Hehe, enggak gitu juga ding. ..

Soooo. that's it! Ini playlistku... mana lagu yang tepat buat menemani hujanmu :)

0 comments:

[Review] The 100 Year Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappear~

February 15, 2015 Agista Kartika 2 Comments

    Udah lama banget pengen bikin review. Cause I've read a lot of book lately. Tapi sayangnya sejak jadi magangers di salah satu kantor pemerintahan, I don't have that much free time anymore like I used to. Dan sepertinya setelah 2 minggu pun saya belum bisa menyesuaikan diri dengan perubahan jam kerja dan istirahat dan maen2 saya.

   And one of those book is "The 100 Years Old Man Who Climbed Out of The Window and Disappeared". Judulnye panjang banget kan?? Iye, emang.

    Allan Karlsson hanya punya waktu satu jam sebelum pesta ulang tahunnya yang keseratus dimulai. Wali Kota akan hadir. Pers akan meliput. Seluruh penghuni Rumah Lansia juga ikut merayakannya. Namun ternyata, justru yang berulang-tahunlah yang tidak berniat datang ke pesta itu.
    Melompat lewat jendela kamarnya, Allan memutuskan untuk kabur. Dimulailah sebuah perjalanan luar biasa yang penuh dengan kegilaan. Siapa sangka, petualangannya itu menjadi pintu yang mengungkap kehdupan Allan sebelumnya. Sebuah kehidupan dimana-tanpa terduga- Allan memainkan peran kunci dibalik berbagai peristiwa penting pada abad kedua puluh. Membantu mencipakan bom atom, berteman dengan Presiden Amerika dan tiran Rusia, bahkan membua pemimpin komunis Tiongkok berutang budi padanya! Siapa sih Allan sebenarnya?

     Tergiur beli buku ini gegara ada tulisan international best seller di display nya. Tapi setelah benar2 saya beli, I think this book is not the most interesting book I've ever read. Lucu? Mmm... entahlah. Yang jelas seperti buku2 terjemahan lainnya, butuh banget konsentrasi buat bisa ngerti jalan ceritanya. 

     Buku ini bercerita tentang seorang pria tua a.k.a kakek2 berumur hampir 100 tahun, Allan Karlsson yang akan merayakan dirayakan ulang tahunnya, tapi sayangnya dia justru lebih memilih untuk kabur. Lalu apa yang bisa dilakukan kakek berusia seabad ini di dalam perjalanan melarikan dirinya? You'll be surprised, seriously. Karena kita tidak akan pernah menyangka bahwa seorang dengan usia setua itu akan mampu melakukan hal2 luar biasa di luar nalar kita.

     Diceritakan dengan alur berseling antara "apa yang Allan lakukan di masa lalu" dengan "apa yang terjadi sekarang" membuat pembaca penasaran dan bertanya-tanya who in the world is this old man?? atau tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya?

    Siapa yang menyangka bahwa kakek tua yang tinggal di rumah lansia ini dulunya adalah orang yang entah disengaja ataupun tak sengaja menjadi kunci terjadinya beberapa peristiwa besar pada masa perang dunia dulu. Hmmm penasaran? Baca sendiri :)

   Oh iya, di buku ini juga pada beberapa bagian yang membahas tentang negara kita tercinta, Indonesia. Karena di cerita ini Allan dan beberapa temannya akhirnya tinggal dan menetap di Pulau Bali, our very Paradise Island. But the sad thing is, di buku ini negara kita dianggap sebagai negara yang sangat korup. Siapa pun, maksudku benar2, SIAPA PUN, bahkan seorang penjahat bisa tinggal dengan bahagia, aman tanpa takut gangguan apapun di negara kita ini asal punya uang yang banyak. Karena APAPUN bisa dibeli disini. Sad but true. Right?

2 comments:

[Quotes] Unforgotten Page~

February 03, 2015 Agista Kartika 0 Comments

Aku terus berpikir tentang sebuah hari bagai selembar kertas pada sebuah buku. Satu- satu akan terbuka maju selesai terbaca. Tanpa pernah terbuka kembali ke halaman sebelumnya, walau pada kenyataannya kadang kita melakukan itu. Entah karena lupa, atau karena kita memang sedang ingin kembali mengulang bagian yang berkesan sebelumnya, atau karena... sesuatu yang memaksa kita berbalik kesana! Aku mungkin salah satu dari orang yang ingin berbalik ke halaman lalu...
~ Yudi Herwibowo, Enigma~


Apa aku pernah berpikir untuk membuka kembali halaman yang sudah kulewati??
Tentu saja, and it's mostly those pages about you ;)

0 comments:

Tentang Hidup dan Transjakarta~

February 03, 2015 Agista Kartika 0 Comments

source

    Terinsprasi dari pengalaman saya beberapa waktu lalu pas nungguin Transjakarta berjam-jam dan berakhir dengan teraduk-aduk ditengah2 himpitan manusia selama hampir sejam perjalanan. Tapi alhamdulillah banget, masih bisa selamat tanpa kurang suatu apapun sampai tujuan. Dan saya tiba2 kepikiran sama sesuatu :)

     Kalo dipikir-pikir, kita hidup itu kayak naik Transjakarta. Iya gak sih? Dari awal aja nih, terkadang kita musti berjalan naik turun tangga, muter-muter ngikutin jalan yang ada biar bisa sampai di haltenya. Pengennya sih nyari jalan yang cepet, atau nyegat aja sembarangan di pinggir jalan, tapi emang bisa kayak gitu? Engga kan? Sama kayak hidup, meskipun pengen hidup sebebas apapun, masih ada aturan yang dibuat oleh sesuatu dari luar diri kita. Sadar nggak sadar, diakui atau engga, mau ditaati atau tidak, tapi dimanapun kita berada, ada sesuatu yang dinamakan aturan yang fungsinya untuk membatasi tindakan kita.

     Ketika sampai halte, kita dihadapkan pada fakta bahwa kita harus menentukan pilihan. Kalau mau ke suatu tempat, kita harus tahu komuter nomor berapa yang bisa bikin kita sampai di tempat tujuan itu. Salah jurusan, bisa2 kita nggak sampai. Begitu juga hidup, di suatu titik kita akan dihadapkan pada beberapa pilihan, dan kita harus dengan bijaksana menentukan jalan mana yang akan kita pilih. Tentunya dengan memperhitungkan segala risiko dan benefit yang dapat ditimbulkan dari masing-masing pilihan itu sendiri. Kita harus yakin dan tahu, jalan mana yang paling baik dan bisa mengantarkan ke "tujuan hidup" kita. Yah meskipun kalau kita salah jurusan kita bisa puter balik atau cari alternatif lain sih, tinggal pinter2nya kita aja, sekalian jalan2 ;)

     Setelah sampai di halte dan milih jurusan mana yang mau kita tumpangi, tak jarang kita harus antri, dan disinilah kesabaran kita diuji. Uda nunggunya lama, bus nya gak nongol2, begitu ada bus dateng, eh ternyata bus jurusan sebelah. PHP banget kan? Belum lagi kalau ternyata jurusan yang kita tuju itu jurusan "favorit" orang-orang, kita harus berdiri berjam-jam meng-ular di dalam halte. Dan menunggu keajaiban ada bus kosong yang bisa menyediakan space bagi kita buat nyempil manis di dalamnya. Duh! Sama dengan hidup. Terkadang disaat kita berusaha mati-matian buat memperjuangkan apa yang kita inginkan, dan ada orang lain yang "kelihatan" tanpa usaha bisa dengan mudahnya ngedapetin apa yang dia mau, gimana perasaan kita? Gondok? Mmmm... engga sih, barangkali ada usaha lain yang mereka lakuin dan kita nya gak tau. Iri? Dikit mungkin. Pengen kayak dia? Iya, pengen banget. Tapi apa daya kalau emang belum saatnya? Kucing hamil aja butuh waktu 3 bulan buat bisa ngelahirin anaknya (apa hubunganya sih?Teuing.) Ya itu intinya, mau engga mau kita harus sabar nunggu. Tanpa berhenti berusaha tentunya :)

     Kemudian, katakanlah kita udah di dalem bus nih, pasti ada beberapa opsi kondisi di dalamnya. Pertama, bus lengang banget, dan kita bisa duduk manis sambil menikmati dinginnya AC. Kedua, bus lumayan rame, kita engga dapet tempat duduk, harus bergelantungan tapi kepadatan normal. Ketiga, berjubel. Selain harus nahan kaki dan tangan yang cenut-cenut, kita bahkan nggak bisa ngeliat tangan dan kaki kita ada dimana. Hidup juga gitu kan? Gak selamanya susah, tapi juga gak selalu mudah. Gak melulu seneng2 dan bahagia, kadang kita harus ngerasain sedih atau kecewa. Kadang nangis, kadang ketawa, kadang juga ada dramanya. Kalo seneng terus, lalu dimana letak "kesenangannya"?? Iya gak?

     Dan begitu kondekturnya udah ngumumin halte tujuan kita udah deket... Huaa leganya luar biasa. Ada perasaan seneng gimana gitu loh (apa cuman gue aja yang ngerasa gitu?). Kalo tujuan2 dalam hidup kita udah tercapai, pasti seneng banget kan? Apalagi kalo perjalanan kita untuk mencapai itu engga mulus dan kita berhasil melaluinya, pasti ada kepuasan tersendiri.

     Tapi dibalik lika-liku perjalanan naik Transjakarta ini, gak jarang kan kita ngerasa lancar banget selama perjalanan? Langsung nemu bus, nggak antri, nggak desek2an, dapet tempat duduk, di jalannya gak macet, dan nyampe tujuan tepat waktu. Kalo ketemu yang kayak gitu, berarti mungkin kita sedang beruntung. Engga, engga ada Oom jin yang bantuin kamu dengan ngunciin semua orang di Jakarta di dalem rumah biar
gak pergi2 kok. Ya itu tadi, mungkin itu salah satu nikmat kecil yang dikasih Tuhan buat kamu. Udaah, nikmatin aja. Jangan lupa bilang makasih sama Allah :)

     Sebenernya masih banyak lagi hal2 lain yang bisa kita analogikan, tapi gue gak mau terlihat seperti orang yang cerewet dengan ngepost tulisan yang panjang2. Sooo, that's it. Dan sepertinya gue nulis ini tadi dalam keadaan setengah sadar, karena tahu2 udah jam segini.

Tiduur2. ..

0 comments:

[Cerpen] Aku, Kamu, dan Segelas Lemon Tea~

January 25, 2015 Agista Kartika 0 Comments


     Kristal dingin itu berputar-putar di dalam gelas bening berisi cairan berwarna coklat kekuningan, seirama dengan gerak sedotan yang kugunakan untuk mengaduknya. Bunyi yang ditimbulkan menyita perhatianmu sejenak. Aku berharap kau mau memulai sesuatu. Namun tidak, kau alihkan lagi pandanganmu ke luar jendela, ke seberang jalan tempat dimana anak-anak kecil tengah tertawa-tawa bermain ayunan. Lalu diam. Tak sepatah katapun keluar dari bibirmu.

     Aku hampir putus asa. Sudah hampir dua jam kita berdua duduk disini, tapi kau tak bersuara. Hanya duduk diam, dan mendengarkanku bercerita, bertanya tanpa mendapat jawaban, bahkan aku tak mampu membuatmu menatapku dengan mata coklatmu yang indah itu. Yang sekarang hanya menyiratkan kekosongan. Aku tahu, apa yang kulakukan padamu dua tahun lalu sangatlah salah. Tak perlu kau jelaskan, tak perlu kau ingatkan, karena selama dua tahun ini aku hidup dalam penyesalan dan rasa bersalah. Tanpa pernah tahu bagaimana cara menebusnya.

    Gelasku kosong. Kupanggil waitress, memesan segelas lagi minuman favoritmu. Aku bertanya padamu, apa kau mau? Tapi kau lagi-lagi tak menjawab, menggelengpun tidak. Kau masih marah, sama seperti yang kaulakukan sebulan setelah kejadian celaka itu. Kuhela nafas, lalu menyebutkan pesananku ke gadis yang megenakan seragam putih khas kafe ini. Dia mencatat dengan tergesa-gesa, lalu pergi begitu saja. Hei, apa yang salah dengan gadis itu? Sepertinya pelayan disini perlu mendapat pelajaran tentang etika. Bagaimana bisa dia memperlakukan pelanggan tetap kafe ini dengan begitu kasarnya.

    Kau masih memandang kearah luar, tak terusik dengan dengusan kesal yang sedari tadi kuucapkan panjang pendek. Anak-anak yang bermain ayunan tadi sepertinya sudah pergi. Hanya lalu lalang motor dan mobil yang menghiasi jalanan depan. Lampu-lampu penerang jalan mulai dinyalakan. Tanda bahwa matahari mulai beranjak menuju ke peraduannya. Dan kau masih membisu. Sama seperti yang kau lakukan setiap kali bertemu denganku dua tahun terakhir ini.
    "Esther, kumohon bicaralah padaku," kucoba meraih genggamanmu, tapi kau menepisnya.
   "Aku tahu, aku salah karena telah menghianatimu dua tahun lalu. Tapi aku sadar, aku telah berubah sekarang. Dan kau tahu itu", kuusap kedua mataku yang mulai berair. Aku tipe lelaki yang pantang menangis, seorang lelaki tak mungkin terisak di hadapan perempuan yang dicintainya. Tapi terkadang hal-hal seperti air mata bukanlah sesuatu yang bisa kau kendalikan kecuali kau seorang aktor.

    Perkataanku kali ini masih berbuah sama, kau sama sekali tak tersentuh, ekspresimu seakan menunjukkan bahwa kau sudah bosan dengan apa yang kukatakan. Kali ini kau lebih memilih untuk memainkan gantungan kunci mickey mouse yang kau kaitkan di tas mu.
   Aku menghela nafas. "Sejujurnya, aku sangat bersyukur kau masih mau bertemu denganku setelah kejadian itu. Aku sangat bersyukur dan menghargai kebesaran hatimu. Tapi kebisuanmu selama ini sangat menyiksaku, membiarkanku melihatmu setiap hari tanpa mau berbicara sepatah katapun padaku. Kau tahu, itu sangat kejam Esther. Jadi kumohon, bicaralah padaku," ucapku  lirih.

    Percakapan kita, bukan, permintaan maafku yang menyedihkan harus terpenggal sejenak, karena waitress tadi kembali membawakan minumanku. Masih dengan tatapan anehnya, dia mengangsurkan gelas keduaku dengan memaksakan sedikit senyuman. Kuucapkan terima kasih, lalu kuminum seteguk minuman asam ini. Iced Lemon Tea. Minuman favoritmu yang nomor satu. Aku sangat ingat itu. Karena kau tak pernah absen memesan minuman ini setiap kali kita pergi makan, kapanpun, dimanapun. Aku selalu terheran-heran, bagaimana bisa kau menikmati minuman aneh ini. Rasa asamnya sebenarnya tak pernah bisa membuat perutku nyaman. Tapi kau bilang justru rasa asam tidak mengenakkan itulah yang membuatnya manusiawi.

    "Kita hidup di dunia, engga mungkin kan selalu menikmati apa yang disebut dengan kebahagiaan? Terkadang kita menemui hal-hal sulit yang mau-tak mau harus kita lalui. Dan setelah melaluinya, kita disadarkan bahwa justru dari hal sulit itulah kita belajar untuk menjadi sosok yang lebih kuat. Setelah menghadapi masa itu, kita akan bermetamorfosis menjadi sosok yang lebih dewasa dan percaya diri menghadapi hal lain yang mungkin lebih sulit. Dari proses itu kita sadar, bahwa hidup tak selalu diwarnai dengan segala sesuatu yang manis dan memanjakan. Dan menurut aku, semua rasa itu terangkum dalam segelas minuman ajaib yang kita sebut lemon tea. Ada rasa manis di dalamnya, terkadang kau menemukan pahit jika si penyeduh terlalu lama mencelupkan tehnya, dan ada rasa asam yang terkadang membuatmu harus mengernyitkan mata. Itu semua rasa dalam kehidupan yang harus kita lalui. Meskipun aku lebih prefer ada tambahan es di dalamnya, karena itu akan menambahkan perasaan "menyegarkan" yang tiada tandingannya."
    Begitu penjelasan panjang lebar yang kau berikan saat aku menanyakan mengapa kau tergila-gila dengan jenis minuman teh ini. Aku hanya bisa menggelengkan kepala dan tertawa, menyerah pada filosofi brilianmu. Kau tahu, aku rindu dirimu yang ceria seperti dulu. Kupandangi rambut ikal sebahumu yang kau biarkan tergerai. Betapa aku sangat ingin menyentuhnya.

    Bunyi klakson truk pengangkut semen membuyarkan lamunanku. Kulirik jam di pergelangan tangan. Sepertinya usahaku untuk membujukmu akan membutuhkan waktu yang lebih lama lagi.
"Ayo kita pulang sayang, aku tak mau ibumu marah karena tak segera mengantarmu pulang", ucapku lembut. Kau beranjak dari kursi lalu mendahuluiku berjalan ke mobil yang kuparkir di samping kafe. Masih dengan ekspresi datarmu. Kuambil tas yang tersampir di kursi lalu berjalan ke arah kasir. Usai membayar, aku masih berdiri mematung di dekat meja kita di depan jendela kaca besar. Memandangi gelas kedua Iced Lemon Tea yang belum habis kuminum. Di belakang, aku mendengar bisik2 pegawai kafe yang tadi mengantar minuman kita. Bergosip dengan rekannya.
     "Mbak Lia, orang itu agaaak...?"
    "Ssstt.. Jangan keras2. Dia itu pelanggan di kafe ini. Sudah dua tahun kebelakang selalu datang ke tempat ini, memesan dua gelas lemon tea tanpa pernah menyentuh gelas yang satunya. Dan selalu berbicara sendiri, terisak, lalu pergi, tepat saat senja datang seperti ini. Kabarnya kekasihnya meninggal bunuh diri dua tahun lalu, entah karena apa."

     Cih, dasar perempuan, hobby sekali membicarakan sesuatu yang bukan urusannya. Tak kudengarkan sisa percakapan mereka. Toh bukan urusanku juga, pikirku lalu melangkah pergi meninggalkan meja itu. Meninggalkan segelas lemon tea tak tersentuh yang telah menjadi saksi pertemuanku denganmu, saksi amarah dan kebisuanmu dua tahun terakhir ini.

0 comments: