[Review] Rumah Cokelat - Sitta Kirana~

Ceritanya abis baca buku yang bikin galau, jadi saya mau bagi-bagi penyebab kegalauan saya ke orang-orang, biar saya nggak galau sendirian :)
Here we go~

Judul: Rumah Coklat
Pengarang: Sitta Karina
Penerbit: Buah Hati
Tebal Buku: 233 halaman

Jadi ibu muda bekerja di Jakarta tidak mudah!
Hannah Andhito adalah tipikal perempuan masa kini di kota besar; bekerja di perusahaan multinasional, mengikuti tren fashion dan gaya hidup terkini sambil berusaha menabung untuk keluarga kecilnya, sangat menyukai melukis dengan cat air (yang ternyata baru ia sadari ini adalah passion-nya!), memiliki suami yang tampan dan family-oriented, sahabat SMA yang masih in touch, serta si kecil Razsya yang usianya jalan 2 tahun.

Sempurna? Awalnya hannah merasa begitu sampai Razsya bergumam bahwa ia menyayangi pengasuh yang sehari-hari selalu bersamanya. Perjalanan Hannah menemukan makna menjadi seorang ibu yang sesungguhnya dimulai sejak momen itu.
Mungkin memang tidak mudah menjadi seorang ibu sekaligus wanita karir. Dua hal yang sama-sama menuntut waktu dan pikiran yang tercurah penuh didalamnya. I'm not married yet, but this book make me wonder, what should I do in the future? Do I have the courage to leave my office work and become a full-time wife and mother like what Hannah did? Or can I do both of them at the same time with the right amount of time for both of them without abandoning one side? Because I tend to screw up at one side whenever I try to multitasking. Does this thing even classified as multitasking?

Back to Hannah and her little family. Everything is going all so smoothly at first -or they thought so. It took a while for Hannah to finally realize that all of this happy peaceful family that she portrayed is nothing but just an illusion. It's all started when Hannah heard his little prince called his nanny's name in his sleep. What kind of Mom would not feel this jealousy when her own son prefer his Nanny over his own Mom? Dan sejak saat itu Hannah baru sadar bahwa di banyak kesempatan Razsya lebih menyukai Mbak nya dibanding ibunya sendiri. Dan hal semacam itu pasti membuat ibu di manapun di dunia merasakan sakit hati dan kekecewaan yang mendalam. Kecewa pada dirinya sendiri, kenapa dia tak pernah memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk putra semata wayangnya. Sampai-sampai si pangeran kecil lebih menyayangi pengasuhnya daripada dirinya. 
 
Di novel ini, kita akan menemukan banyak sekali permasalahan yang mungkin akan dihadapi oleh semua pasangan yang membina rumah tangga. Macem iye-iye jak kau ni Gis! Gimana galaunya ketika si anak kecil sakit, gimana nggak enaknya ngasih tau kalau pola asuh kedua orangtua kita "menurut kita" udah "engga sesuai" lagi buat diterapin sekarang, gimana galaunya ketika si Mbak tetiba mutusin buat pulang kampung dan kita belum nemuin Nanny pengganti. Dan hal-hal lain yang butuh untuk dicari jalan keluar secepatnya.

Gue sendiri untuk yang poin pola asuh anak mengalami, eh bukan, melihat sendiri kejadian nyata di sekitar gue. Bukan, ini bukan anak gue yang mau kita bahas, tapi keponakan2 tercinta gue. Kebetulan kakak tinggal dirumah, nemenin bapak ibuk. Jadi otomatis kegiatan asuh mengasuh si krucil2 ini ada ditangan bapak ibuk, terutama ibuk sih. Nah, kasih sayang, perlakuan, tujuan dan cara mendidik antara orangtua sama grandparents terhadap bocah2 menggemaskan ini pastinya beda dong ya? Kalo kakek nenek sayangnya lebih ke "memanjakan", sementara kalau orangtua meskipun mereka pastinya sayang sama anak2 mereka, mereka harus mendidik anak2nya supaya disiplin, bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan, dan mereka punya rule yang udah ditetapin mengenai apa yang boleh dan nggak boleh dilakukan sama anaknya. Dari sini aja kita udah nemu kan ngga cocoknya dimana? Hal sepele macam makanan apa yang boleh dimakan atau engga aja, bisa jadi masalah lho. Yang kakak gue nggak ngebolehin anaknya macam eskrim atau coklat tapi ibuk sering sembunyi-sembunyi ngasih ponakan gue coklat lah, terus cara merayu si kakak biar mau sekolah, cara membujuk biar mereka mau beresin mainan, sungguh dangat berbeda. Jadi saran saya, kalau bisa dan memungkinkan, ketika sudah berkeluarga, alangkah lebih baiknya hidup terpisah dengan orangtua. Meskipun masih di komplek tempat tinggal yang sama it would be much more better kalau punya tempat tinggal sendiri. Karena itu rumah tangga kalian berdua, your family, your rule. Dan itu nggak akan bisa leluasa dilakukan kalau masih tinggal serumah dengan orangtua kalian. Ngono lho~

Malah banyakan racauan nggak jelas dari gue kan? Jadi, intinya buku ini bagus buat ngasih insight ke kalian yang hendak, akan atau sedang menjalani kehidupan rumah tangga, tentang apa yang akan kalian hadapi. Yah meskipun nggak semua rumah tangga akan mengalami masalah semacam ini sih. Tapi serius, buku ini bisa banget bikin orang mikir dan jadi galau. Kalau penasaran, baca sendiri aja yak. 

Sekian, dan terimakasih.

Tentang Jatuh Cinta~

Postingan ini udah lamaaa banget teronggok dengan tidak anggunnya di tumpukan draft blog yang mulai membusuk ini. Jadi, mumpung Gista ada kemauan buat nulis, kita rapikan dan post aja beberapa draft yang sebenernya nggak terlalu penting tapi sayang kalo nggak di post ini. So, here we go~

Pernah gak jatuh cinta? Pernah kan? Pasti pernah. Gue juga pernah. Iya, pernah, gista juga manusia kok, sama kayak kalian. Tapi bukan itu yang mau gue bahas sekarang. Engga, Gista engga lagi jatuh cinta sama seseorang. Tapi yang mau dibahas disini adalah tentang rasa cinta itu sendiri.

Kegalauan gue berawal ketika beberapa waktu yang lalu gue ketemu sama seseorang. Orang yang sempat gue klaim sebagai cinta pertama, orang yang di-penasaran-in Gista sampai beberapa tahun yang lalu. Jadi, ceritanya kita ketemu pas SMA, tapi pas kuliah kita lost contact sampai udah lulus dan kerja, baru beberapa hari yang lalu gak sengaja ketemu. Dia gak tau kalo gue pernah suka sama dia (yes, I'm a pro at hiding my feeling :), jadi yagitu... Gue penasaran selama beberapa lama, bingung ngartiin sikap dia ke gue, and so on, hal hal stupid macam itu lah pokoknya. Sampai beberapa waktu yang lalu (sebelum gue akhirnya ketemu ma dia) gue masih berharap kalau kita bakal bisa ketemu lagi. Entah apa yang bakal gue lakuin kalo kita bisa ketemu lagi. Di bayangan gue, mungkin gue bakal masih salting-salting, deg-degan and fall head over heels all over again sama dia. Tapi ternyata engga. Flat. Gue engga ngerasain apapun. Bahkan bisa-bisanya gue nggak ngenalin dia, kalau bukan karena temen SMA gue ngingetin dia, serius gue nggak bakal sadar kalau itu dia. Dan hal itu bikin gue ling-lung. Rasanya aneh banget tau gak sih. Kalo pas ketemu ternyata biasa aja gini, trus perasaan gue yang kemaren-kemaren itu apa?? Is it all illusion?

Trus gue ngerasa bodoh banget. Buang-buang waktu sama perasaan tau nggak Gis? Tapi dari sini gue dapet satu kesimpulan yang bener-bener menampar, dan bisa banget jadi pengingat buat diri gue kalo...

Yang namanya cinta itu nggak kekal. Cinta itu perasaan, dan perasaan munculnya dari hati. Hati itu sifatnya sangat tidak tetap, mudah terbolak-balikan atau dibolak-balikan. Begitu juga dengan perasaan cinta. It have ups and downs. And it's definitely could disappear in a blink of eye. Apalagi kalo cintanya cuma gegara sesuatu yang sifatnya duniawi banget kan? Love could change into something beautiful or unpretty. Tergantung kita nyikapinya gimana. Cinta kepada makhluk itu nggak akan kekal. Kalau alasan kita mencintai makhluk tersebut hilang, yaudah, mungkin akan hilang juga rasa cinta kita ke dia.

Tempatkan cintamu pada sesuatu yang tepat.Yang sedang diupayakan Gista saat ini adalah mencintai diri sendiri. No, gue nggak narsis. Gue harus bisa mencintai diri sendiri kan buat bertahan hidup? Sambil belajar keras buat mencintai Sang Maha Cinta. Nggak tau diri banget kan? Udah nerima cinta-Nya setiap detik tapi suka nggak sadar. Pura-pura nggak tau. Disuruh taat aja susah banget. Masih suka tergoda ngelakuin hal-hal yang nggak disukai-Nya. Meskipun Dia nggak butuh cinta dari kita, tapi kita butuh banget kan cinta dari Nya? Kita masih bisa nafas, menggerakan anggota badan, mendengar suara angin, mengecap manisnya rasa permen, dan beraktivitas dengan normal juga karena cinta dan kasih-Nya kan?

Yukk semangat lagi belajarnya, perbaiki niat dan tujuan. Perjalananmu masih jauh nak.


PS: tulisan ini udah lebih dari 3 tahun kayaknya nyempil di draft tanpa tersentuh. Maafkan si pemalas ini.

Welcome to Sintang~

Halooow akhirnya gue bikin postingan baru di tempat yang baru... hahaha...Akhirnya gue mengalami hal yang pasti, sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindari. Akhirnya gue mutasi. Gimana perasaannya? Biasa aja sih, awalnya. Karena prediksi kita emang bentar lagi. Tapi gue gak nyangka bakal secepat ini. Bayangin aja, minggu sebelumnya gue baru aja nyariin kado buat adek2 junior gue yang perpisahan buat lanjutin study. Tetiba, kayak tuyul yang tiba-tiba muncul si SK itu menunjukkan wujudnya, jam 9 malam lagi, kan agak2 bikin merinding yak? Jadilah kita serumah pada nggak bisa tidur, dasar calon emak2, malah nggosip ngalor ngidul ngga rampung2. Bahkan sampai seminggu setelahnya gue masih menjalani kehidupan seperti biasa (emang harusnya gimana Gis?). Gue gak nangis (iya, gue selemah itu anaknya). Habisnya apa ya? Gue mau nangis kejer kayak apapun ngga bakal ngubah apa yang udah diputuskan. Iya kan? Dan gue yakin, Allah itu pembuat skenario terbaik, jadi gue yang cuma sebagai artis pendatang baru yang perannya mungkin cuma sebagai debu di jalanan ini ya manut-manut aja kan. Apa lagi coba yang mau diragukan kalau yang bikin skenario sekaligus sutradara, sekaligus produsernya yang adalah Dia yang Maha atas segalanya?? Gue cuma minta biar bisa diberi kekuatan untuk ikhlas menerima apapun ketetapan yang udah ditetapkan buat gue. Gista cuma minta itu Ya Allah...

Setelah beberapa lama disini, setelah beberapa waktu lalu sempet sok2an pundung sama Allah, sok2an protes, kenapa gini, kenapa gitu, akhirnya gue sadar, mungkin dengan pindahnya gue kesini juga merupakan jawaban Allah atas salah satu doa yang gue panjatkan. Masya Allah... betapa indah cara Allah menjawab doa hamba-Nya. Dan mungkin pilihan Allah ini lah yang terbaik buat gue, untuk saat ini. Yang harus gue lakukan cuma bersabar, ikhlas, dan senantiasa berprasangka baik atas ketetapan Allah, iya kan?

Oke.. seperti biasa, kita ngobrol dulu masalah tempat baru kita ini. Sintang itu dimana sih?? Wkwkwkk, tiap ada temen gue yang nanya, Gis sekarang dimana? Trus gue jawab di Sintang, pasti mereka bakal nanya, "Sintang itu dimana sih Gis?". Always. Kalau gue nggak kerja disini pun, gue pasti gabakal tau Sintang itu di belahan bumi bagian mana. Baiklah, karena gue baik, gue jawab yak. Sintang itu masih di wilayah provinsi Kalimantan Barat. Jaraknya kurang lebih 310 km dari Pontianak, bisa ditempuh dengan menggunakan pesawat (iya, di Sintang ada bandara kok, tenang aja), yang memakan waktu 35 menit. Atau lewat jalur darat dengan waktu tempuh 6-8 jam, tergantung bus nya mogok apa kagak. Meskipun lumayan jauh jaraknya, tapi kondisi jalan dari Pontianak ke Sintang udah bagus lho, alhamdulillah. Karena menurut senior yang udah lama penempatan disini, beberapa tahun yang lalu, jalanannya masih belum sebagus sekarang. Jadi bersyukur ya Gis, kamu penempatan Sintang nya sekarang...

Next, kalo suasana kotanya sendiri, menurut gue sih kurang lebih lah sama di Blora. Yah, jadi nggak shock2 banget lah gue. Dari desa kembali ke desa, istilahnya pindah ke desa di pulau sebelah gitu lah. Yang bikin agak sedih, disini gak ada tempat maen. Padahal kan gue anaknya gak bisa banget diem seharian dirumah kalo pas lagi libur. Jadi ya gitu, di minggu-minggu awal gue bingung, mau maen kemana? Tapi setelah dua bulanan gue disini, akhirnya gue bisa menerima kenyataan kalau gue gabisa maen kalo weekend. Dan ada bagusnya juga sih, gue jadi bisa nyicil ngabisin buku gue yang numpuk tak tersentuh.

Sebetulnya, ada satu tempat wisata yang bakal muncul kalau kalian mengetik "tempat wisata sintang"  di Google. Yupps, Bukit Kelam. Jadi, Bukit Kelam itu tuh batu segede gaban yang entah bagaimana ceritanya, bisa ada di tempat itu. Kalo kalian di Sintang dan melihat ada sebentuk bukit di kejauhan yang berwarna hitam, itulah Bukit Kelam. Dinamakan Bukit Kelam, mungkin karena warnanya emang abu-abu kehitaman, jadi kesannya kelam dan mengandung unsur mistis gitu (gue ngarang). Satu hal yang harus gue tekankan disini, meskipun namanya "bukit" dan emang segede bukit pada umumnya, tapi dia itu 100% batu yang ditumbuhi berbagai rupa tumbuhan. Gue sempet ngobrol sama bapak-bapak penduduk lokal yang jualan minuman diatas bukit, katanya Bukit Kelam itu merupakan bukit batu terbesar se-asia tenggara, atau asia gitu, gue lupa. Tapi satu hal yang bikin gue agak kecewa, tempatnya kurang terawat. Jadi di bawah kan ada semacam taman, ada tempat bermain buat anak-anak, ada kolam, and something that supposed to be air terjun, tapi kondisinya mengenaskan banget. Banyak sampah berserakan dimana-mana, fasilitasnya kayak kamar mandi, mushola, tempat mainnya gak terawat, dan air terjunnya bahkan gak ada airnya. Ongkos masuknya cukup Rp. 5.000,- Dan pas gue kesana, ternyata banyak juga yang mengunjungi tempat itu. Kalau jalan kesananya sih bagus, jarak tempuhnya kurang lebih sejam lah kalau dari kota Sintangnya. Ohiya, setelah kunjungan gue kesana, gue jadi belajar tentang satu hal. Mungkin benar, terkadang sesuatu akan terlihat lebih indah ketika kita hanya melihatnya dari kejauhan. Karena ketika kita terlalu dekat, kita bisa dengan jelas melihat bahwa banyak sekali ketidaksempurnaan, hal-hal yang tidak indah, biasa, atau mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi kita. And expectations really kill.

100% batu murni, tanpa pemanis tanpa pengawet
View dari atas yang nggak atas2 banget (gue anaknya lemah dan penakut)
 Oke, cukup dengan Bukit Kelamnya, kita move on ke tempat favorit kedua. Apa itu? Tepat sekali, Keraton Al Mukarammah.Sayangnya, waktu kita kesana, mungkin karena udah kesorean, museumnya udah tutup. Jadilah kami cuma duduk-duduk santai di tenda2 kopi yang ada di depan keraton. Dana ada satu hal yang bikin kami terpana, terpukau, terkaget-kaget. Karena sunsetnya Masya Allah... luar biasa. Dan tiap kami ada kesempatan, kami dateng sore-sore menjelang magrib kesana. Just to get the peacefulness, river breeze and the beautiful sunset.
Langit Allah yang selalu indah, kapanpun, dimanapun, terluvv <3
Hal lain yang sangat mencolok, yang patut buat diceritakan adalah. Disini gila banget kalo pas musim duren. You'll see duren everywhere. Dan orang-orang pada berpesta duren hampir tiap hari. Untungnya, sejak beberapa bulan lalu, gue udah bisa makan duren. Jadi... sekarang gue bisa ikut menikmati, gak cuma nontonin orang yang pada makan duren. Bahagia rasanya...

Okey, that's it. K? Bye!!!



Being old~

     So many things happened. My mind is already too full, to the point that I don't even know which is which and what is what. Broken English again (pardon my stupidity)~

     I've tried to write sooo many times since August 4th. You'll see like 4 to 6 half-finished posts in my draft, dated 3 to 8 August. And yet, being the-random-thinker me, I think that those post are too random to be posted. So I just make this random post as an opening for those random posts over there. 

     Okay, It's been 4 days since I'm officially being a 26 y.o. young lady. Yeah I know, I'm old, and I should act my age. But when i'm thinking back, I think that the "Me"  in these past four days is the most childish version (with an act of egoistic brat as the topping) of me I've ever met. Being emotionally unstable, flirtatious, spendthrift, irresponsible, all those bad trait just appear out of nowhere (or is it just the usual me?). 

     A quarter century is a lot, indeed. And I'm scared. I managed to have reunion with my old insomnia again somehow. So many thought filling up and get stuck in my head now. No, It's not about that certain target that I failed to achieved this year. You don't know which one? Seriously? Should I say it out loud? Okay. So, it's not only about "Getting married in the age of 25" that I failed-not-really-misserably. Cause I do believe that Allah is the best scenario maker. And I have given everything to Him. But it's about those fear, those promises to love myself first that I still can't fulfill. So I still have this ugly thing inside me. This hatred, these what-ifs, these is-it-possibles, these doubts, these unpretty thoughts. I still have to deal with them, somehow or not. (I'm being too negative right now..)

    Soo... let's work harder Gista!! Love yourself first and everything else will fall into line! You're fabulous!! So why don't you just fall in love with yourself? ;)

Sorry not to sorry~

     It's been a while since I post something in this blog-turn-into-spider-web. Hampir setahun siss gue ngapain aja coba? Sedih gue Gis, kecewa gue sama lo! Nggak ada review film, ngga ada review buku bagus, nggak ada puisi alay, nggak ada pemikiran sok dalem lo yang kadang nggak jelas. Ya Allah... Gista ngapain aja sih??? 

     Gue juga gak tau. Lebih sering stres mikirin kerjaan (bo'ong!) jadi begitu pulang sampe rumah langsung ambruk, bobok cantik, besoknya bangun, siap2 buat ke kantor, berangkat, dan lingkaran mematikan itu berulang setiap harinya. Gue jenuuuhhh, seriously, gue jenuh banget sama rutinitas yang makin nggak sehat buat mental gue akhir2 ini. But somehow I do nothing to change it. And it totally wrong step to do. Bisa-bisanya gue masa bodoh gitu aja sama hidup gue sendiri dan lebih milih buat ngelupain itu semua dengan tidur. God!

     Bahkan dari hampir selemari penuh (+sebox lumayan gede) buku yang gue kumpulin selama hampir 2 tahun ini, belum ada satupun buku yang bener-bener gue selesaiin bacanya. Minta diapain sih nih anak T-T. Cat air, pinsil warna, crayon, coloring book, dan project2 lain yang sempat terlintas dipikiran gue buat dikerjain di akhir minggu juga sama sekali nggak tersentuh! Kebiasaan banget kan... Prihatin gue Gis sama kehidupan lo, ngga berfaedah banget.

     Jadi, gue harus bikin janji nggak sama diri gue sendiri buat benahin lagi ritme hidup gue, biar nggak mageran, biar punya target, biar waktu luangnya bisa lebih bermanfaat, biar hidupnya nggak ngalir gitu aja kayak air kali. Oke, ingetin gue puhlisseee... Gue nggak janji bakal sering posting, tapi harusnya gue bisa jadiin blog ini sebagai escape place gue kalo udah eneg sama hal2 lain... Jadi.. gitu..

    Gue sebenernya kemaren sempet ngabur beberapa kali, karena udah jenuh banget, pergi liburan, tapi somehow hal-hal semacam itu nggak pernah bisa bener-bener bikin pikiran lo bebas. It's just temporary, indeed. Lo bisa lupa sama masalah-masalah lo, tapi cuma bentar, ya cuma selama lo liburan itu. Setelah balik lagi ke real life, yaudah masalah lo bakal muncul lagi dihadapan lo, atau bahkan mungkin ramean bawa temennya dan bikin lo makin pusing. Tapi.. tetep worth it sih, meskipun cuma sebentar, bisa bebas nggak mikirin apa-apa itu menyenangkan :)

     Sempet ke Bandung, ketemu temen-temen menyenangkan yang bisa diajak seru-seruan, nostalgia masa lalu, kulineran, muter-muter Bandung, and I really miss that city. Pengen kesana lagi... Trus sempet juga ke Lombok sama temen-temen kantor, ambil cuti beberapa hari disaat kantor lagi hectic banget itu rasanya sangat-sangat menyenangkan :) Seriusan :) Maen ke tempat baru, nyobain hal baru, it makes me excited! Kayaknya gue harus sering-sering liburan, to keep me sane :)

     So, that's it! Cukup sekian racauan gue buat hari ini.. Moga aja besok bisa post sesuatu yang lebih bermanfaat :)

Pontianak, West Borneo~

     Jadi.... Hallo lagi dari anak gak jelas ini. Eh tapi, gue kan udah 20 sekian yak, jadi udah bukan anak2 lagi dong. Bisa lah ya dipanggil tante2 gak jelas. Akhirnya setelah sekian lama gue nggak ngeluarin benang kusut di otak gue, jari jemari gue tergerak buat bercumbu dengan kata2 lagi. Well, postingan terakhir gue tertanggal 29 Januari 2016, yang artinya hampir setahun gue sama sekali nggak nyampah disini. Dan ternyata dampaknya cukup mengerikan buat kesehatan mental gue. I'm getting much more freak-er than ever. I am already freak to begin with, yet it still manage to level-up somehow. Gue jadi makin sering nyanyi-nyanyi gak jelas kapanpun dimanapun saat pikiran gue butuh penghiburan, makin sering ngomong sendiri (sometimes I made some people freak out when I did it unconsciously in public). Alhamdulillah temen2 kerja gue paham dan bisa nerima keanehan gue ini. Mereka udah nggak kaget lagi atau buru-buru  jawab ketika gue melontarkan pertanyaan ke entah siapa dan akhirnya gue jawab sendiri. Palingan kalo udah parah banget bakal ada yang nyeletuk "Giss, jangan ngomong sorang."Dan gue bakal ketawa2 aja nanggepinnya.

     Hal besar apa aja yang udah gue lalui di tahun 2016 ini? I had moved far away from my hometown since mid January. Which made me sad at first, but when I overlooked what I've been through, I could only say Alhamdulillah from time to time. Karena di tempat baru ini, gue belajar banyaak banget hal baru. Disini gue belajar buat menyukai apa yang tadinya gue benci, gue belajar buat memahami, belajar ikhlas, belajar mencintai, belajar melepaskan, belajar bahwa tidak semua orang akan menyukai kita, yah karena itu tadi, orang tuh beda-beda (dan kita harus bisa menerimanya). Dan masih banyak lagi kejadian2 lain yang sedikit banyak menambah tingkat kedewasaan gue. Yeah, I'm an old lady inside.

     Sebenernya belum banyak yang bisa gue ceritain tentang Pontianak, selain fakta kalo Sungai Kapuas itu emang besar banget. Dan gue terheran-heran pas pertama kali liat ada kapal segede-gede gaban bisa lewat dan berseliweran di tengah aliran sungai. Karena setau gue, sungai di kampung gue cuma dipake seliweran ikan cucut atau sapi dan embek kalo lagi pada dimandiin. Gista mah anaknya cupu, bukan anak traveler yang kalo dateng ke tempat baru terus langsung berpetualang kemana-mana. Gimana mau jadi traveler kalo naek becak aja mabok. Jadi selama hampir setahun disini, gue belum pernah kemana-mana, pernah sih ke Singkawang, tapi ya cuma itu aja, sekali doang. Paling kalo weekend maennya ke mall, ngubek-ubek gramed sampe bosen, ke pasar belanja, kalo minggu pagi jogging (baca:cari sarapan) di GOR Pangsuma, kalo malesnya lagi engga kumat ikut kajian, dan... sepertinya Tuhan masih belum mengijinkan gue buat sembuh dari penyakit yang menjangkiti dari jaman kuliah ini. Karena ternyata disini juga banyak pencinta ahjussi2 dan oppa2 tamvan yang stok drama kore-ah nya nggak abis2. Astaghfirullah... Kapan coba gue tobatnya? Maapin Gista ya Allah....


Tugu Digulis, ikon nya kota Pontianak. Foto yang gue ambil pertama kali pas tiba di Pontianak. Iya, langit pun tau kalo gue sedih waktu itu.

Sungai Kapuas
Taman Alun Kapuas (itu air mancurnya bisa joget2 lho kalo disetelin musik)
     Hal yang paling absurd disini menurut gue adalah cuacanya. Cuaca di Pontianak tuh unik banget. Jangan sampai terbuai sama cuaca cerah, dimana awan berbaris berarakan seakan-akan menjanjikan sebuah cerita yang indah untuk nasib cucianmu. Jangan lengah, jangan pernah tinggalkan cucian kalian tergantung di jemuran tanpa pengawasan. Karena nggak sampe sejam, mungkin banget langit akan berubah mendung yang kemudian diikuti hujan lebat. Hujan pun suka pilih2 tempat, sering banget gue temui yang namanya hujan lokal. Bisa banget di tempat gue hujan, di RT sebelah panas, dan di RT sebelahnya lagi gerimis syahdu yang bikin kita jadi galau2 merindu. Pokoknya mah di Pontianak itu everything is possible. Nggak ada yang nggak mungkin. Kecuali Tuhan berkehendak lain. 

     Satu hal yang bikin gue bersyukur diijinkan untuk tinggal sementara disini itu langitnya. Langit disini itu Masha Allah, cantiiiikkk bangett. Warnanya biru jernih, dengan awan cumulusnya yang seolah-olah bergantungan rendah di plafon langit, kayak bisa diraih gitu pake tangan. Dan kalo gue sedih, Allah dengan baiknya mengirimkan pelangi buat ngehibur gue. Disini hampir tiap sore sehabis hujan selalu muncul pelangi, pas banget sama jam pulang kerja gue. Jadi berasa dihibur, meskipun kerjaan di kantor sini selalu bejibun dan nggak ada abisnya, kalau udah liat yang indah2 gitu tuh gak bakal bisa nggak bersyukur. Alhamdulillah.... 
Langitnya Allah itu selalu indah.
Pelangi di depan kantor, bukan dimatamu.
     Kalo ngomongin makanan, disini banyak makanan khas yang aneh-aneh. Ada bubur pedas yang sampe sekarang gue belum jadi nyoba, karena penampakannya mmm... gak sesuai sama selera gue. Terus ada sotong pangkong, yang merupakan sotong, yang dikeringin, lalu dipangkong (dipukul), banyak yang jualan disepanjang jalan Merdeka pas bulan puasa. Dan belum gue cobain juga karena gue gasuka seafood. Karena disini masyarakatnya berasal dari beragam etnis, makanannya pun beragam. Banyak banget makanan buatan kokoh2 dan cece2 yang menggiurkan juga buat dicobain. Tapi tentunya gue masih merhatiin halal enggak nya dong, dan sejauh ini gue paling suka sama chai-kwe (entah bener apa engga nulisnya gitu). Trus kalo buah-buahan banyak banget disini, kalian bakal gampang banget nemuin duren yang berjejer sepanjang jalan kalo pas musimnya, surga banget lah buat pecinta duren. Sayangnya gue enggak termasuk. Pisang, jeruk, langsat, matoa, manggis, alpukat, banyak banget kalo lagi musim, dan harganya rata2 lebih murah daripada di Jawa. Gue pernah beli pisang yang kecil2 gitu dan harganya cuma 5ribu sekantong plastik.
Duren, bukan duda keren. Iya, gue cuma nemenin.
      Apa lagi yah? Udah cukup sih ngebahas Kota indah ini. mau bahas yang lain? Besok aja lah ya, udah malem, dan gue ngantuk. Oyasumi nasai~

Sunshine Becomes You [The Movie]~

     Lagi browsing, surfing, ngapa-ngapain lah di internet, trus tiba-tiba "ga sengaja" liat poster film nya "Sunshine Becomes You" tiba-tiba saya kesel dan ujug2 senewen sendiri. Sebenernya udah sempet liat poster ini dari beberapa waktu yang lalu sih, tapi berhubung waktu itu kondisi saya sedang tidak memungkinkan buat numpahin uneg-uneg saya, jadilah sekarang perasaan kecewa itu baru bisa terluapkan.

Ahsudahlah...

Untung novel saya covernya masih yang versi cantik gini :)

     Satu kalimat buat film ini (meskipun belum tayang dan saya belum nonton). They've done a great job for shattering all those image I've build inside my brain about Mia Clark and Alex Hirano. Huaaaa, apa banget deh??? Emang gak ada cast yang lebih tepat apa? Bukannya mau bilang kalo nama-nama tersebut di poster sebagai artis yang kurang kompeten. They're great, and I admit it. Siapa coba yang berani bilang kalo Bang Junot gak berbakat? Banyak banget film dia yang sukses. Dari jamannya dia maen sinetron Disini Ada Setan, Realita, Cinta dan Rock'n Roll,  sampe 5cm, film mana coba  yang nggak laku di pasaran? Teu aya kan? Bicara masalah kemampuan akting? Nggak perlu dipertanyakan lagi, doi jago banget disuruh memerankan berbagai macam karakter. Dari berandalan, anak SMA dari keluarga broken home, sampai pujangga tengil yang bahasanya tingkat dewa pun dia bisa.

     Next, Nabillah, si cantik yang mampu menaklukan hati jutaan cowok dengan senyumnya. Cowok mana coba yang nggak ngefans sama dia? Salah satu pentolan JKT48 ini emang terkenal memiliki banyak talenta, dari nyanyi, dance, modelling, dan yang paling penting, bakat cantik. Meskipun mungkin film ini merupakan debutnya dalam dunia akting, tapi penampilannya pasti sangat ditunggu-tunggu.

     Boy William. Mas-mas yang satu ini juga sangat berbakat, meskipun tergolong baru di dunia perfilm-an, tapi bisa banget dipastikan kalau dia berbakat. Cakep (meskipun agak songong), jago nyanyi, sering banget jadi host di acara-acara besar, dan kemampuan bermusiknya yang lumayan oke nggak perlu diragukan lagi.

    Tapi tapi tapi...... Gue nggak rela banget kalo mereka meranin tokoh-tokoh dalam Sunshine Becomes You, nggak boleeeee T-T. Nggak ada orang lain yang lebih pas apa yaaa?? Alex Hirano keturunan Jepang-Amerika kan yaa?? Emang Bang Junot ada tampang-tampang orang sono nya gitu?? Terus, karakternya Alex Hirano kan model-model orang serius, moody, yang dingin banget gitu yak (meskipun nanti agak-agak kebelakang jadi so sweet juga sih), gue nggak bisa banget ngebayangin seorang Herjunot Ali berperan sebagai seorang pianis yang jarang (atau bahkan tidak pernah) tersenyum, sementara image dia di otak gue selama ini adalah seorang cowok petakilan yang tingkahnya semaunya sendiri. Pleasee abaaang.... ngundurin diri aja yaah... carikan pengganti yang lebih baik...

     Lanjut ke Mia Clark. Memang di novelnya sendiri nggak disebutkan kebangsaan Mia itu sebenernya apa. Yang jelas, iya, dia keturunan asia, karena meskipun tinggal di Amerika, dia adalah seorang anak hasil adopsi. Mari kita cocokkan dengan karakternya dengan Nabillah JKT48. Wajah Asia, check.  Rambut hitam legam, check. Tapi entah kenapa menurutku kurang pas ajaa gitu, wajahnya Nabila tuh kurang dewasa kalo menurutku buat meranin Mia (Please yaa jangan ada Nikita Willy ke-2 di dunia perfilman kita T-T) Kasian banget looh, dedek satu ini kan masih kecil... masa iya sih disuruh meranin Mia Clark yang kalo dari sisi usia udah termasuk dewasa?? Jadi kesannya ceritanya kok malah kayak om-om + adeknya om-om jatuh cinta sama seorang anak SMP -_-" (pardon my bluntness, I just want to emphasis the fact that Nabila is a way too babyfaced to play the part of Mia Clark). Sedih banget liat anak kecil yang dipaksa dewasa terlalu cepat :'(

     Kalau si Mas Boy sih yah lumayan lah ya, adeknya alex hirano kan kelakuannya emang masih kayak bocah gitu. Jadi masih bisa ditolerir lah kalau diperanin sama Mas Boy yang agak songong ngebetein gitu.

Jadi kesimpulannya.... Jangan paksa saya untuk menonton film yang saya bahas diatas. Rasanya tuh nggak sampai hati, penasaran sama akting mereka pun engga loh... Bahkan beberapa saat yang lalu, pas saya kebetulan ada kesempatan buat nengok toko buku dan liat kalau cover novelnya udah ada yang versi poster film, saya sangat bersyukur dalam hati... alhamdulillah, gue belinya udah dari dulu... Coba kalau engga.. Mungkin saya nggak akan tertarik buat baca apalagi beli novel ini. I just wanna keep those images about them inside my head without any influence of the movie version itself. Thankyou~



*Tulisan ini sudah dibuat beberapa bulan lalu, dan baru sempat diposting si pemilik blog ini sekarang, jadi... Dengan berbesar hati, maapkeun lah si pemilik blog yang malas ini*