[Review] Refrain - Winna Efendi~

October 05, 2014 Agista Kartika 0 Comments

Add caption
Judul : Refrain (Saat cinta selalu pulang)
Penulis : Winna Efendi
Penerbit : Gagas Media
Tebal buku : 317halaman

Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia. Yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya.

Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat sejak kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cerita harus ada yang terluka.
Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana. Tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai.
Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri.

Nata dan Niki adalah dua orang sahabat yang sudah berteman sejak bocah. Mereka sudah saling mengetahui sifat baik maupun buruk satu sama lain. And it makes them think that they'll never ever fall for each other, dan bisa berteman seperti itu selamanya. Setidaknya, itu yang diyakini Niki.

Tapi, apa mau dikata ketika Nata mulai merasakan sesuatu yang lain. Sesuatu yang mungkin tak seharusnya dia miliki, sebagai sahabat. Karena tak wajar bagi seorang sahabat untuk merasa risih ketika teman-teman cowoknya mulai membicarakan gadis kecil yang manja itu. Dan sangat tak wajar bagi seorang sahabat untuk merasa marah ketika sang gadis mulai beranjak dewasa dan ingin mengenal cinta. Atau merasa cemburu ketika Niki mulai mengenal Oliver, dan menginginkan Niki meninggalkan Oliver demi berada di sisinya. Meski Nata masih belum mau mengakui perasaan yang dimilikinya, dia tak bisa selamanya menyembunyikan rahasia itu dari sahabatnya.

Kisah ini tak hanya tentang mereka berdua. Banyak pihak yang harus terlibat di dalam kisah menyesakkan mereka.

Ada Annalise, sahabat baru mereka. Si gadis pendiam, anak dari seorang model terkenal yang sangat kesepian. Yah, mereka harus mengalami kisah cinta segitiga. Secara tak sadar ketiga sahabat ini saling menyakiti. Siapa yang harus dipersalahkan? Tidak ada, karena cinta tak dapat memilih.

Kemudian, ada konflik juga dalam hubungan Niki dan Oliver. Kenyataan bahwa Oliver masih belum bisa move-on dair cinta pertamanya membuat Niki mulai mempertanyakan apakah yang dirasakannya benar-benar cinta? Lalu ada Helena, si ketua tim cheerleader yang ternyata merasa tersaingi dengan keberadaan Niki. She's just a girl with a wicked mind, dia berusaha menyiapkan skenario jahat untuk meyakiti Niki. Tapi pada akhirnya, justru dia lah yang tersakiti.

I always thought that it would be great if I had a boy-friend. Karena kata mereka yang mempunyai sahabat cowok, sahabatan sama mereka itu lebih asik, punya cara berpikir yang berbeda dari kaum cewek, dan yang pasti gak se-ember para calon ibu-ibu. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, sepertinya curhat ke dua orang kakak laki-laki saya saja sudah cukup. Jadi, hal semacam itu sudah tak pernah lagi terlintas di pikiran saya.

Buku ini, sebenernya udah pernah baca sebelum ini, entah kapan. Tapi baca lagi gak ada salahnya kan? Toh setelah membaca lagi pun, emosi saya masih bisa dicampur aduk sama mbak winna efendi. Sayangnya, saya terlanjur udah tau kalo setelah difilmkan, pemeran Niki dan Nata dari film Refrain ini adalah Maudy Ayunda dan Afgan. Jadi, sedikit banyak imajinasi saya terkontaminasi oleh sosok mereka. Kalau untuk Niki sih, mungkin Maudy sangat cocok untuk mewakili karakternya. Tapi untuk Afgan jadi Nata? No offense, but there's something off. Kita liat aja dari deskripsi fisiknya, rambut Nata yang ikal agak panjang sepertinya gak dimiliki Afganteng. Kemudian, untuk sikap Nata yang cuek dan agak dingin.. Dinginnya sih mungkin dapet.. Ah, entahlah. Lagian, siapa coba penyanyi solo cowok yang punya suara bagus dan karakternya mirip sama Nata? Gak ada kan? Jadi, sepertinya Afgan cukup mendekati. Meskipun sempat terlintas Adipati Dolken versi bisa nyanyi di pikiran saya.

Satu hal dari buku ini yang membuat saya sangat terkesan adalah puisi yang dituliskan Nata untuk Niki. Puisi yang diberikan Nata lewat program secret admirer. Karena apa? Karena Nata gak mau menghancurkan persahabatan mereka. Karena Nata gak mau Niki kecewa. Sepotong sajak yang mewakili perasaannya untuk sahabatnya...

Bulan emas tinggal separuh
Bintang-bintang sangat pemalu
Kau terduduk di sampingku
Aku lantas mencintai bayangmu
Kau menoleh untuk tersenyum
Hatiku berserakan... lebur dan lepuh

It's just so simple, yet touching. Enggak gombal banget, tapi manis.

So, that's it. My review of Refrain, which is more like random rant than a review. I'm not on my right mind now. Sorry~

0 comments:

[Cerpen] Satu.Dua.Tiga.Empat~

September 20, 2014 Agista Kartika 0 Comments

Source
Satu..Dua..Tiga..Empat~
Tetes air hujan mulai jatuh dari ember besar di langit. Dengan usilnya membangunkan kucing kecil yang tengah terlelap di bangku taman. Si kucing terperanjat, lalu berlarian mencari tempat perlindungan. Perlahan tetes tetes kecil itu berubah menjadi gerimis yang semakin rapat. Memaksa pengunjung taman beranjak dari kegiatan santai yang mereka lakukan, masuk ke minimarket seberang jalan, atau sekedar berjejer di pinggiran toko untuk berteduh. Beberapa dari mereka masuk ke kafe ini, memesan minuman hangat dan sepotong cake manis, untuk menemani mereka menunggu sang langit puas menumpahkan bebannya. Di meja depanku, kini, duduk sepasang suami-istri dengan seorang anak kecil yang manis. Mata besarnya mengarah kepadaku, menatapku dengan polosnya. Kubalas dengan lambaian tangan, lalu dia tersenyum. Sungguh menggemaskan. Lalu kau datang. Tidak. Bukan wujud mu yang berada disini. Kau, seperti biasa, mulai menguasai pikiranku. Membangkitkan memori-memori, yang entah kenapa enggan untuk kulupakan. Yah, harus kuakui, memang itu salah satu alasanku datang ke tempat ini.
Satu..Dua..Tiga..Empat~ 
Hujan mulai bertambah deras. Sepertinya langit marah, karena sekarang, dia meminta petir datang menemaninya. Mengingatkan manusia-manusia angkuh yang ada di dunia, bahwa ada kekuatan lain yang lebih berkuasa. Kau ingat, tepat di saat-saat seperti ini, kita sering menghabiskan waktu di kafe seberang taman kota. Berdua, duduk di meja pojok, yang tanpa diikrarkan telah menjadi spot favorit kita. Bahkan para pekerja kafe pun terlalu hafal kebiasaan itu. Kau duduk di depanku, menyesap secangkir coklat hangat kesukaan kita. Kau diam, aku diam. Tak ada suara apapun selain derak hujan yang menampar jendela kaca besar yang memisahkan kita dengan hujan diluar. Tapi kita selalu bisa menikmati itu. Kau sesekali tersenyum, memandangi butiran air yang jatuh dan memantul di jalanan. Entah apa yang kau pikirkan. Aku tak pernah tahu..

Satu..Dua..Tiga..Empat~
Empat tahun. Seharusnya aku sudah bisa mengusirmu. Yang sejujurnya, sudah berusaha kulakukan. Tapi kau masih disini. Kau memang selalu seperti itu. Terlalu keras kepala untuk mendengar perkataan orang lain. Bahkan di khayalanku pun kau masih seperti itu. Ngeyel. Ucapku kesal tiap kali kau melakukan segala sesuatu dengan caramu sendiri. Dan aku tak pernah suka akan hal itu. Aku tak pernah suka mencoba hal-hal baru, melakukan hal-hal gila yang kau bilang untuk memacu adrenalinmu. Aku terlalu nyaman terhadap rutinitas yang kujalani. Kita memang sangat berbeda. Tapi kau selalu berhasil membujukku. Mengikutimu melakukan hal-hal tak masuk akal, yang mungkin takkan pernah kulakukan dalam hidupku. Lalu kau akan tersenyum puas, ketika akhirnya kau bisa membuatku tersenyum atau bahkan tertawa melakukan sesuatu yang konyol yang seringkali membuat kita jadi tontonan orang banyak. Oh iya, apa aku pernah mengatakan padamu bahwa aku sangat menyukai senyummu?

Gemuruh petir mulai menghilang, hanya sesekali terlihat kilat dan terdengar derumnya di kejauhan. Tapi ketukan itu masih ada. Satu. . Dua. .Tiga. .Empat. . Hujan masih setia membasahi bumi dengan rindu yang telah lama dipendamnya. Membawakan harapan baru bagi kehidupan lain yang bergantung pada mereka. Hujan itu hadiah dari Tuhan untuk makhluknya yang percaya. Itu katamu. Dulu aku akan membantahnya dengan berbagai alasan aneh, alasan apapun yang bisa mematahkan pendapatmu. "Hujan itu menyusahkan! Jalanan becek, bikin orang basah, belum lagi kalau hujan bawa temen-temennya, Jakarta banjiir. Emang banjir juga hadiah dari Tuhan?", itu yang ku katakan suatu kali. Lalu, dengan senyum kecil kau berkata, "Coba kita lihat dari sisi lain. Kamu tahu gak, apa yang sebenarnya jadi penyebab banjir? Iya, memang hujan salah satunya. Tapi kalau kita lihat lagi, tata kota yang berantakan, kesadaran masyarakat yang kurang akan kebersihan, serapan tanah yang hampir gak ada. Hal-hal itu yang sebenarnya jadi penyebab banjir di Jakarta. Justru, dengan adanya hujan, yang menimbulkan banjir ini, Tuhan ingin mengingatkan makhluknya, bahwa ada sesuatu yang salah dengan cara hidup mereka.", aku cuma mengangguk. "Jadi, apa kau masih beranggapan bahwa banjir itu salah Tuhan?" aku terdiam. Takzim. Cara berpikirmu inilah yang selalu membuatku tak henti menatapmu dengan kagum.

Hujan mulai reda, orang-orang mulai meninggalkan tempat berteduh mereka. Menyebar bagai semut yang terburu-buru pergi dari toples gula karena dihalau pemilik toples tersebut. Kafe kembali lengang, beberapa meja telah ditinggalkan pengunjung. Satu. .Dua. .Tiga. .Empat. . Hanya tetes air dari atap yang masih terdengar. Kuedarkan pandanganku kearah langit diluar. Biru, bersih. Namun tak kutemui bayangan ajaib itu. Aku tak pernah bisa menemukan pelangi di kota ini. Walau begitu, kehadiran hujan di hari-hari melelahkan ini cukup mengobati rinduku.. Kau tahu, sekarang aku sepenuhnya percaya kata-katamu. Hujan memang hadiah dari Tuhan untuk makhluknya yang percaya. Karena hujan selalu bisa mengingatkanku akan dirimu. Menyajikan tiap keping kisah kita dalam setiap tetesnya yang jatuh ke bumi. Kuteguk sisa coklat hangat di gelasku. Lalu beranjak meninggalkan ruang beraroma manis ini. Udara diluar yang sejuk menyambutku begitu aku membuka pintu. Aroma khas hujan.

Satu..Dua..Tiga..Empat~
Aku hanya bisa menghitung ketukan itu sampai angka ke-empat. Begitu terus, berulang-ulang. Karena dengan setiap ketukan ini, aku ingin mengingatmu. Cukup dari satu sampai empat, untuk kebersamaan kita yang bahkan tak sampai empat belas bulan. Satu sampai empat, untuk empat kata terakhir yang kau ucapkan padaku, sebelum akhirnya kau meninggalkanku. Meninggalkan semua orang yang menyayangimu. Satu.. Dua.. Tiga.. Empat.. begitu aku berhitung setiap aku memejamkan mata. Berharap ketika mataku terbuka, kau ada, tersenyum di hadapanku. Aahh... Lagi-lagi aku mengharapkan hal yang tak mungkin terjadi. Berbahagialah disana wahai kau pencinta hujan. Aku akan selalu mengenangmu.

Terimakasih Tuhan, telah menghadirkan hujanmu untuk mengingat hujanku.

0 comments:

14 Lagu Paling Romantis Sepanjang Masa~

September 08, 2014 Agista Kartika 0 Comments

Niatnya mau bikin 10 aja, tapi entah kenapa engga bisa nyomot cuma sepuluh dari sekian banyak lagu  di folder lagu jadul romantis yang ada di laptop saya. So, here they are~

1. Aerosmith - I Don't Wanna Miss A Thing
I don't wanna close my eyes, I don't wanna fall asleep
Cause I'd miss you baby, And I don't wanna miss a thing
Cause even when I dreamt of you, the sweetest dream woud never do
I'd still miss you baby, and I don't wanna miss a thing

Kurang manis gimana coba lagu yang satu ini?? <3

2. Bad English - Time Alone With You
I've been waiting all my life
Just to look into your eyes
Only for the time alone with you


3. Bee Gees - How Deep is Your Love
And you come to me on the summer breeze
Keep me warm with your love then you softly leave
and its me you need to show, how deep is your love


Just don't listen about what people says. Believe in me, and we'll make it through. Aku cuma butuh kamu, karena cuma kamu yang ngerti aku. Orang lain mah gak penting. Gitu ceunah~

4. Bryan Adams - (Everything I Do) I Do It for You
Look into my eyes you will see, what you mean to me
Search your heart, search your soul
And when you find me there, you'll search no more


Apa lagi yang perlu dicari coba, kalo ada seseorang yang rela ngelakuin apa pun buat ngebahagiain kita? Gak ada.

5. Fire House - When I Look Into Your Eyes
When I look into your eyes, I can see how much I love you and it makes me realize
When I look into your eyes, I see all my dreams come true
When I look into your eyes


How does it feels, ketika seseorang menatap dalam mata kita and say that we're his/her whole world? His/her dreams? Dan berjanji untuk selalu bersama dan saling mencintai? Engga tau sih kalo cuma ngegombal, tapi biar bagaimanapun, It would feel great, right? :)

6. Gareth Gates - Unchained Melody
Oh my love, my darling
I've hungered for your touch
A long, lonely time
And time goes by so slowly, and time can do so much
Are you still mine?

 
Unchained melody lebih kayak mewakili perasaan rindu seseorang yang jauh dari kekasih nya, menunggu, dalam kesendirian. Menunggu saat bertemu lagi dengan sang kekasih, berharap, cemas, apakah 'dia' juga masih menunggu?
Lagu ini sebenernya banyak banget versinya, banyak dinyanyiin sama penyanyi lain seperti elvis Presley, Jimmy Young, Sarah McLahan, dll. Tapi entah kenapa yang nyantol di telinga gue yang versi Gareth Gates ini, hmmm~

7. George Benson - Nothing's Gonna Change My Love For You
Nothings gonna change my love for you
You ought to know how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love


When we really sure wether "that someone" is "the one" we really love, the one we really need. There's nothing that would change our love~

8. Jennifer Lopez (Ft.Marc Anthony) - No Me Ames

No me ames, artinya jangan cintai aku. Lagu berbahasa spanyol ini enak banget buat didengerin. Serius.
9. Pretenders - I'll Stand By You
I'll stand by you
I'll stand by you
Won't let nobody hurt you
I'll stand by you
Take me in, into your darkest hour
And I'll never desert you
I'll stand by you

10. Richard Marx - Right Here Waiting
Wherever you go, Whatever you do
I will be right here waiting for you
Whatever it takes, Or how my heart breaks
I will be right here waiting for you
~

11. Robbie William (Ft. Nicole Kidman) - Something Stupid
The time is right, your perfume fills my head
The stars get red, and the night's so blue
And then I go and spoil it all by saying something stupid like I love you
I love you... 
Daan dari ke empat belas lagu yang saya cantumkan disini. This one is my favourite!
 12. Ronan Keating - The Way You Make Me Feel
That's the way you make me feel
Better than I've ever knowm it
Better than it's ever been
I can't seem to control it, no
The way you make me feel


13. Savage Garden - I Knew I Loved You
I knew I loved you before I met you
I think I dreamed you into life
I knew I loved you before I met you
I have been waiting all my life
 

14. Shania Twain - You're Still The One
You're still the one I run to, The one that I belong to
You're still the one I want for life
You're still the one that I love, The only one I dream of
You're still the one I kiss good night


Mungkin sedikit berantakan dan terkesan gak niat, karena emang bikinnya agak buru-buru. Jadi, bear with me, ok? ;)

0 comments:

[Review] Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin - Tere Liye~

September 05, 2014 Agista Kartika 5 Comments


Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal : 264 halaman

Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekalipun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan. Bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.
Sekarang ketika aku tahu dia boleh jadi tak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.
Tania tak pernah berencana untuk jatuh cinta dengan malaikat penolongnya. Dia tak pernah membayangkan akan memiliki kehidupan yang baik, dia bahkan tak pernah bermimpi bahwa suatu saat dia akan mampu menginjakkan kakinya bahkan bersekolah di Singapura, tapi semuanya berubah sejak pertemuannya dengan malaikat itu. Oom Danar, itulah panggilan yang dia dan adiknya berikan dulu, saat pertama kali mereka bertemu. Saat dirinya hanyalah gadis kecil berkepang dua, yang kakinya tertusuk paku payung saat mengamen di atas bus tanpa alas kaki. Seseorang itu telah sempurna mengubah hidupnya.

Lalu apakah salah ketika perlahan-lahan seiring berjalannya waktu mulai muncul perasaan aneh di dalam hatinya? Dari timbulnya perasaan senang saat Danar memujinya sebagai gadis yang cerdas, munculnya perasaan cemburu saat Kak Ratna -pacar Oom Danar- tiba-tiba mengambil alih posisinya, perasaan rindu saat dia harus melanjutkan studinya di Singapura. Bukankah wajar bagi seseorang untuk mengagumi orang yang telah berjasa banyak dalam hidupnya? Apalagi jika kau mendapati orang tersebut sebagai orang yang menyenangkan, memiliki senyum hangat yang menentramkan dan tatapan teduh yang penuh dengan kasih sayang. Apa salah bagi Tania untuk jatuh cinta kepada orang yang telah menemani, menguatkan, menghiburnya, disaat Ibunya tiba-tiba meninggalkan mereka tepat disaat mereka berpikir bahwa kehidupan mereka mulai membaik? Tania tak pernah meminta untuk dibuat jatuh cinta kepada malaikatnya. Hal itu terjadi begitu saja. Apakah salah baginya untuk mencintai seseorang?

Buncah melingkupi hati Tania saat Oom Danar nya memberikan liontin dengan inisial T dengan ukiran bunga linden sebagai kado ulang tahun ke-17 nya. Hal itu semakin memupuk harapan bahwa Oom Danar juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Tapi semua khayalan itu hancur berkeping-keping ketika tiba-tiba Kak Ratna mengumumkan rencana pernikahannya dengan sang malaikat.

Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Itu yang pernah diucapkan Danar dulu. Tapi ungkapan itu pula lah yang membuatnya merasa sangat sedih ketika akhirnya dia memahami makna dari kalimat tersebut. Dia ingin mengakui perasaannya kepada malaikat penolongnya. Tapi disaat bersamaan, dia tak mau menghancurkan kehidupan orang baik itu. Dia hanya bisa mencoba berdamai dengan dirinya sendiri. Meskipun hal itu sedikit banyak merubah dirinya, merubah sifat dan tabiatnya. Mengubahnya menjadi Tania yang tidak menyenangkan.

Lalu, apa yang harus dirasakan Tania ketika satu persatu potongan teka-teki itu terkuak? Apa yang harus dilakukannya saat dia akhirnya mengetahui rahasia besar yang telah lama disimpan malaikat penolongnya? Rahasia yang keberadaannya telah banyak menyakiti orang-orang yang terlibat di dalamnya? Apa yang harus dilakukannya terhadap sang malaikatnya?

===========================================
Oke, cukup dengan serius-seriusannya. Mau cerita pengalaman pas baca buku ini. Boleh?
Sebenernya mau beli nih buku udah dari lama. Tapi sayangnya, setiap ke toko buku, selalu ada buku lain yang lebih menarik buat dibeli. Jadiii. . .yah gitu.

Gaya penulisannya. . kalo saya pribadi sih sebenernya emang lebih suka novel yang bahasanya kayak gini. Apalagi disini kita seperti diposisikan sebagai Tania yang sedang mem-flashback memori masa lalunya sama Oom malaikat. And, the present Tania tell us all those story only in an hour and 17 minutes. Hmmm. .. keren banget kan? Gue bisa banget ngebayangin toko buku yang diceritain disini. Feel-nya nyampe banget lah sama pembaca. Tapi entah kenapa, saya butuh waktu sebulan lebih buat nyelesein baca novel yang satu ini. Dan setelah kelar baca, saya baru sadar. Novel ini kan ceritanya sedih banget yak? Dan otak saya gak terlalu suka memproses segala sesuatu yang menyedihkan. Jadi, pas baca kemaren tiap baru baca dikit trus kira-kira lanjutannya sedih, udahan. Gak kuat broooh. Menata hati dulu, baru dilanjutin. Terlalu menguras emosi. Bikin review gini aja keriput di dahi saya udah nambah beberapa garis.
Daun yang jatuh tak pernah membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.
Kalo kata Oom Danar sih gitu. Dan setelah saya pikir-pikir, kita hidup memang seperti selembar daun. Daun yang menempel pada sebatang ranting, atau cabang pohon. Ketika angin bertiup sekencang apapun, daun tidak akan jatuh ketika memang belum saatnya dia untuk jatuh. Namun ketika sang daun memang sudah seharusnya jatuh, bisikan lembut angin pun mampu membuatnya jatuh. Lalu, apa yang harus diperbuat daun? Tidak ada. Dia hanya bisa membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Gak mungkin kan daun pergi ke toko alat tulis, beli lem, merangkak ke atas pohon dan meminta dirinya untuk ditempel lagi di dahannya?

Sama seperti kita. Dalam hidup terkadang kita menemui takdir "kurang menyenangkan", yang memang tidak bisa kita ubah. Dan hal yang bisa kita lakukan hanyalah ikhlas dan menjalani apa yang memang sudah digariskan untuk kita. What can we do anyway? Bukan meminta kita untuk sepenuhnya pasrah sama apapun yang terjadi di hidup kita sih. Tapi, ketika kita sudah melakukan segala usaha yang kita bisa dan ternyata hasilnya tak berubah? Mau gimana lagi? Mau protes sama Allah? Enggak kan? Ikhlas. Meskipun terkadang susah..

Oh iya,buat yang belum tau penampakan pohon lindeh itu kayak apa, monggo dilihat...
Ini daunnya.

Ini pohonnya.
Udah tau kan??Jadiiii. . .that's all. Sekian.

5 comments:

by your side~

September 01, 2014 Agista Kartika 0 Comments

source
 
I try to tip-toe and take a peek at you
but you're nowhere to be seen
The longer I wait, I can't help but to blame you
As the feathery clouds covering dark night
What song do I need to sing to make it reach your ears?
We won't have to say goodbye
Because we never met
Even when we're not apart, we can't hold hands
So, the longer I wait, I can't help but to blame you~



#dapet dari nonton drama korea

0 comments:

[Review] Autumn Once More - Ilana Tan, Ika Natassa, Aliazalea, dkk~

July 27, 2014 Agista Kartika 0 Comments

Abis blogwalking, nemu review beberapa buku yang bikin gue tertarik buat beli. Dan Alhamdulillah, tepat disaat mau pulkam dan butuh banget buku buat dibaca dijalan, gue dapet rejeki. Meskipun, nggak sempet ke Gramed sebelum balik, gue cukup puas bisa beli dua buku yang MUNGKIN bakal gue review ini. Dan yang pertama adalah~


Judul: Autumn Once More
Pengarang : Ilana Tan, Ika Natassa, Aliazalea, dkk
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cinta <adj>: suka sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat
Ada bahagia dan kepedihan dalam cinta. Cinta yang terpendam menimbulkan resah, pengkhianatan pun tak lepas dari cinta, atau bahkan cinta berlebihan sehingga menyesakkan. Galau dan rindu pun dituturkan dalam ribuan kata di buku ini.
Novel bertema metropop ini merupakan hasil kerja keroyokan dari beberapa pengarang yang namanya mungkin udah kita kenal. Di dalam novel ini terdapat 13 cerita yang "lagi-lagi" bertema cinta, tapi tak melulu dilihat dari sisi berbunga-bunganya. Karena cinta memang tak selalu tentang rasa manis dan berdebar-debar yang dirasakan ketika dua hati tengah dimabuk asmara *puihh!!bahasague*. Disini terdapat 13 judul yang pas sekilas baca di daftar isi gak bakal langsung bisa ketebak gimana kira2 ceritanya. Nggak tau sih kalo orang lain yang baca. Hmm. . Okeeey here we go~

Judul pertama "Be Careful What You Wish For" bercerita tentang tokoh "Aku" yang naksir diam2 seorang teman satu kantornya, Gonta. Penasaran setengah mati pas kita mulai sadar akan kehadirannya, bete tanpa sebab kalau nggak ketemu seharian, atau senyum-senyum sendiri khas orang gila pas kita tahu bahwa ternyata dia juga memperhatikan kita. AliaZalea definitelly could bring those feeling into words dalam cerita ini. Dan tentu saja hal ini cuma bisa bikin gue mesem2 gak jelas, memutar kembali ingatan gue tentang masa2 menggelikan semacam itu.

"Thirty Something" adalah cerita karya Anastasia Aemilia. Meskipun mengusung tema sahabat-jadi-cinta, sebuah tema yang sudah banyak sekali digarap oleh banyak penulis, namun gaya bahasa dan cara penyampaian masalah yang dialami sang tokoh utama membuat cerita ini cukup asik untuk dibaca. Dilematis. "being thirty-something and single is not that easy". Dan tentu saja, membuatmu berpikir, apa yang akan kau lakukan jika kau menjadi tokoh Rachel dalam cerita ini?

Cerita ketiga, "Stuck with You" by Christina Juzwar. Kalau gue pribadi sih pas awal baca cerita yang ini langsung mikir, "FTV banget nih ". Daaan, yah emang kayak gitu. Terlalu banyak kebetulan. Meskipun gue gak terlalu keberatan sama cerita yang kayak gini, tapi tetep aja kurang bikin penasaran. Udah ketebak banget endingnya bakal kayak gimana.

Berbeda dengan ketiga cerita sebelumnya,  di cerita "Jack Daniel's vs Orange Juice" tokoh utamanya adalah seorang cowok. Disini Hariska Adiati, sang penulis, menceritakan tokoh "Gue" sebagai seorang cowok  bandel yang mendadak berubah. Si "Gue" rela merubah perilakunya menjadi sedikit lebih "baik-baik" demi mendekati anak Pak Haji tetangganya. Tapi, apa mau dikata. Ternyata gak cuma cowok yang pengennya jatuh cinta sama cewek baik-baik. Cewek juga menginginkan cowok baik-baik buat jadi suaminya.

Hetih Rusli membuat pembaca bertanya-tanya, menebak, dan berpikir sepanjang membaca cerita yang berjudul "Tak Ada yang Mencintaimu Seperti Aku". Cinta yang berlebihan? Obsesi? Stalker? Psycho? Sakit hati? Cemburu? Pembunuhan? Entahlah, hal-hal semacam itu. Memang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam cerita, tapi gue yakin hal2 diataslah yang akan muncul dalam benak pembaca saat menikmati kisah yang satu ini.

Next is "Critical Eleven" by Ika Natassa. Dari tiga belas cerita yang ada di novel ini, critical eleven is my favorite. Alur ceritanya nyantai banget. Tapii pas gue mau nulis sinopsisnya, gue nggak bisa. Entah kenapa. Maafkan saya :'(

Selanjutnya, cerita yang menjadi alasan kenapa gue beli buku ini. Yupp!! "Autumn Once More" (side story dari Autumn in Paris) yang sekaligus dijadikan judul buat novel kumpulan cerpen ini. Disini, Ilana Tan membawa kita kembali ke masa "lucu-lucuannya" Tara Dupont dan Tatsuya Fujisawa. Jauuuh sebelum kebenaran yang menyakitkan itu tekuak. Sebelum mereka tahu bahwa mereka tidak boleh memiliki perasaan menyenangkan itu. Dan tentu saja sama seperti main story-nya, Ilana Tan selalu bisa membawa pembaca ikut merasakan apa yang sedang dirasakan karakter dalam kisahnya.

Lalu, ada "Her Footprints on His Heart" by Lea Agustina Citra, menceritakan kisah sepasang kekasih yang hubungannya tengah goyah. Apalagi kalau bukan gara-gara kecemburuan gak beralasan si cewek. Sebenernya lucu sih kalo liat profesi si cewek yang desainer weeding dress dan cowok yang seorang dokter. Gue gak banyak nemu cerita, novel, atau apapun itu yang membawa kedua profesi ini sebagai latar belakang tokoh utama dalam ceritanya. Sayangnya, profesi mereka malah gak ada sangkut pautnya sama akar permasalahan yang dialami tokoh. Selain itu, alur ceritanya gak selow banget dan terlalu terburu-buru. Jadii, ya gitu deh..

"Love is a Verb" yah emang bener, "Cinta" memang hanyalah  sebuah kata yang terdiri dari lima huruf. Meilia Kusumadewi melalui cerita ini mampu menyadarkan kita, bahwa cinta tak harus diungkapkan dengan kata-kata, tak harus diumbar, dipamerkan, dan diketahui seluruh dunia. Perbuatan bisa lebih mewakili seribu kata-kata. Because more than words. Is all you have to do to make it real. Then you wouldn't have to say, that you love me. Cause I'd already know... -Extreme-

Selanjutnya ada cerita kocak dari Nina Addison. Dengan menggunakan point of view dari ke-empat tokoh dalam cerpen ini, "Perkara Bulu Mata" menjadi cerita yang asyik untuk dibaca. Dibawakan dengan bahasa ringan dan kita banget, khas cerita metropop, this story would bring you smile. Aneh tapi mungkin beneran ada.

Nina Andiana tak membawa masalah cinta sepasang manusia. "The Unexpected Surprise" justru mengingatkan kita bahwa cinta yang kita miliki tak melulu hanya untuk orang lain. Kita masih punya Ibu,  Mama, atau sebutan lain untuk orang yang telah membawa kita ke dunia. Yang terkadang justru kita perlakukan dengan tidak adil. Seiring dengan tumbuh dan dewasanya kita, seringkali kita merasa lebih "pintar", lebih dewasa, sok tahu, dan lebih baiik daripada orangtua kita. Tapi satu hal yang harus selalu kita ingat, orang tua kita selalu menganggap kita ini anak kecilnya yang manis.

"Senja yang Sempurna" adalah cerita karya Rosi L. Simamora. Dengan gaya bahasa yang agak berat, gue butuh sedikit konsentrasi buat baca. Cerita yang sad ending ini mungkin mengajari kita, bahwa kita gak boleh menyia-nyiakan apa yang telah kita miliki. Because maybe, you'll regret it when you realize that you already lost the one you really love~

Daaann sebagai cerita pamungkas adalah "Cinta 2 x 24" Jam by Shandy Tan. Kalau buat yang satu ini, serius. Pas awal baca mah biasa aja, ditengah-tengah gue musti bolak-balik lagi ke halaman depan buat mastiin sesuatu, tapi gak dapet. Dan pas abis baca, gue cuma bisa bilang "Hah?? Kok gitu...", diikuti "Ooh..Oke" dan dibarengi perasaan ngganjel yang nggak ilang-ilang.

Secara keseluruhan novel ini recommended banget. Ceritanya lucu-lucu. Ditambah sama desain cover yang lucu juga, bikin gue laper*ganyambung*. Alhamdulillah.. akhirnya seleseee. .Baru ini bikin review njelimet yang panjangnya segantar gini. Good job!!

0 comments:

Sajak tentang Dia (Pelangi)

June 28, 2014 Agista Kartika 0 Comments

Kau telah menemukan pelangimu,
Lalu, apa lagi yang kutunggu?

Kau telah menemukan pelangimu,
Lalu, apakah aku masih harus menunggu?

Aku tahu, kau telah menemukan pelangimu,
Bukankah tiada lagi alasan bagiku tuk menunggu?

Aku tahu aku tak kan pernah menjadi pelangimu,
Karena yang kupunya hanya hitam dan abu-abu

Aku juga tahu, kau tak pernah melihatku sebagai pelangimu
Karena aku tak akan pernah jadi pelangi, aku adalah awan mendung,
Yang harus pergi ketika rintikmu bertemu cahaya sang mentari
Karena hanya dengan sirnaku, terciptalah pelangimu

Pelangi itu milikmu,


Bukankah hujan memang dibuat berpasangan dengan pelangi?
Berdua, menghiasi angkasa
Menghadirkan senyuman di setiap wajah yang memandangnya

Indah, dan semua setuju akan hal itu

0 comments:

L'Arc en Ciel - The Fourth Avenue Cafe~

April 08, 2014 Agista Kartika 0 Comments


The seasons quietly informed us of the end
Gathered up in the painted memories
Goodbye, to that person who loved me
And was wavering in these eyes

This uninterrupted feeling,
I couldn't trust it from the start
As I was left behind by this ever changing street

Those people, who were always coming and going
Can be felt now in the distance
Even the noise grows dim
And fades away in a sigh

The empty space stared at me
On a boring day off
Without any sort of finish, you continue to be washed away

Even though I knew better, I pretended not to know this pretense
I was drowned in it, always
Thinking about someone
Because even a side view of their face was heavenly

The season quietly informed us of the end
Gathered up in the painted memories
Goodbye, to that person who loved me
Wavering in these eyes

Later... just how will it be?
You being next to me..
While thinking of that, I carve the passing time

It adds up and keeps returning, like a wave
This heart gets washed away

Even today the city fills me with thoughts as ever
I keep drawing them each individually...

Goodbye to that person who loved me
Yearning for the distant sky
And was wavering in these eyes

In this ever changing street, a sigh escaped...

----------------------******-----------------------

Keren banget kan?? Akhir-akhir ini lagi suka dengerin "The Fourth Avenue Cafe" nya L'Arc en Ciel yang entah kenapa give tingling sensation di hati gue. hahaha. Liriknya bikin gue inget sama seseorang yang entah ada dimana sekarang, huwaaaa...... Sebenernya ada beberapa lagi sih favorit gue selain lagu yang ini. Hitomi no Jyuunin sama Anata lirik sama musiknya dalem banget, trus ada Niji, Stay Away, Flower. Kadang kalo udah jenuh sama lagu Indonesia atau lagu berbahasa Inggris, gue suka iseng dengerin musik dalam berbagai bahasa, nyari nuansa baru. Sok2an banget sih lu, kayak ngerti aja artinya. Ckckck, dalam musik, kita nggak perlu kok ngerti bahasanya, karena musik sendiri adalah bahasa universal. *gue lagi gak jelas*
Lagi melow banget inii, makanya bikin post gak jelas gini. Gue lagi mikirin gebetan yang udah hampir 4 bulan ini "kencan" sama gue. Bukan, bukan cowok. Bukan cewek juga, gue masih normal. Oke, sebenernya 4 bulan terakhir ini gue sering ngabisin waktu gue sama "dia". Dia ini bikin gue gak bisa pulang kampung, bikin gak doyan makan (boong banget), bikin tidur gue gak nyenyak, dan yang pasti bikin gue kepikiran sama dia terus setiap hari, 24/7 lah istilah kerennya. So sweet banget kan?? Andai aja dia yang gue maksud ini sesosok makhluk tampan yang baik hati. Sayangnya "dia" ini berbentuk segumpal tumpukan kertas yang sampai kapanpun akan tetap seperti itu. Gak ada keren2nya. Singkat kata gue lagi bikin that so called "sebuah karangan bebas yang bikinnya pake mikir" a.k.a skripsi. 
Q: Apa sih susahnya bikin skripsi?
A: Engga susah sih, cuma nulis doang ini. Tapi, malesnya itu looooh..
Gue sih sebenernya gak mau mengkambing-hitamkan si setan atas kemalasan yang gue derita ini, tapi gimana doong?? Gue bukan tipe orang yang suka disalahin, jadi ya gitu deh.
Gak penting ya? Lebay? Okedeh, maap... 
Bye~

0 comments:

Penggunaan kata yang benar, tapi salah~

April 01, 2014 Agista Kartika 3 Comments


Acuhkanlah diriku, aku masih ingin berbohong~

Kalimat diatas saya bikin di mimpi, yang tumben banget masih bisa kebawa pas bangun. Tadi pagi sempet mimpi ikutan audisi buat jadi idol group atau apalah saya lupa (mimpi macam apa ini?), dan diminta buat bikin puisi yang isinya tentang kebohongan. Tapi bukan masalah mimpinya yang mau saya bahas sekarang. Kalau kita lihat kalimat diatas, ada gak sih yang bikin janggal? Yup, kata acuhkanlah diatas entah sudah tepat atau belum penggunaannya. Setelah saya lihat di kamus, arti kata acuh adalah peduli. Padahal maksud yang saya ingin sampaikan dari penggunaan kata acuhkan diatas adalah jangan pedulikan. Jadi, saya salah. Sama dengan sebagian besar orang Indonesia yang masih menganggap bahwa acuh berarti tidak peduli dan menyamakannya dengan kata "acuh tak acuh" yang memang artinya "tidak peduli".
Picture source: nyunyu.com

Sebenarnya banyak kata lain yang sampai saat ini sering disalahartikan dan kurang tepat dalam penggunaannya. Berikut beberapa kata yang sadar atau tidak, sering salah dipakai dalam kehidupan sehari-hari:
1. Hirau
Mana yang lebih tepat?
a. Hiraukan aturan pemerintah daerah, PKL di Bandung masih berjualan di pinggir jalan.
b. Jangan hiraukan aku Suneo, kau pergi saja bersama Doraemon dan Nobita!
Kalau jawaban kamu "a" berarti kamu adalah satu dari sebagian besar orang Indonesia yang "gagal paham" penggunaan kata hirau. Menurut KBBI, hirau itu berarti~
hi·rau, meng·hi·rau·kan v memedulikan; mengacuhkan; mengindahkan; memperhatikan: ia tidak ~ nasihat orang tuanya
Jadi kalau pengen bilang tidak peduli atau cuek, pakainya kata "tak hiraukan" yaa..

2. Tak Bergeming
Aku sudah berteriak puluhan kali memanggilmu, tapi kau masih saja tak bergeming.
 Apakah kalimat diatas sudah tepat penulisannya? Jawabannya tidak. Bergeming sendiri memiliki arti diam saja; tidak bergerak sedikit jua. Jadi ketika kita ingin mengungkapkan sesuatu yang diam atau tidak bergerak, kita cukup menggunakan kata "bergeming", tanpa menambahkan kata tidak atau tak di depannya. Karena tak bergeming justru berarti tidak diam.

3. Usah
Usahlah kau tangisi kepergianku, aku pasti kembali.
Mungkin maksud yang ingin disampaikan adalah tak perlu kau menangisi kepergianku. Tapi penggunaan kata usahlah justru menimbulkan makna yang salah kaprah. Karena kata usah memiliki arti perlu.

4. Semena-mena
Kita sering mendapati penggunaan kata semena-mena sebagai pengganti dari kata sewenang-wenang yang artinya semaunya, misal:
Bos seringkali berlaku semena-mena terhadap bawahannya.
Tapi apa yang kita anggap wajar tersebut ternyata salah besar. Karena menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ketika kita mencari kata mena, akan didapat hal berikut:
Mena : tidak semena-mena; tidak dengan kira-kira, semau-maunya; sewenang-wenang; tidak beralasan yang patut; misalnya dibunuhnya dengan tidak semena-mena
Jadi, ungkapan yang benar bukanlah semena-mena, akan tetapi tidak semena-mena.

5. Seronok
Penyanyi dangdut A dicekal karena berpakaian seronok.
Orang seringkali mengartikan kata seronok dengan sesuatu yang negatif, atau tidak sopan. Sama seperti penggunaannya pada kalimat diatas. mugkin yang dimaksud adalah pakaian yang tidak enak dipandang atau tidak span. Padahal arti kata sebenarnya dari seronok adalah menyenangkan hati; sedap dilihat (didengar dsb). Jadi apakah salah ketika ada orang yang berpakaian seronok (menyenangkan hati)?

Akhirnya, saya mau menjelaskan maksud dari judul artikel ini. Penggunaan kata yang benar, tapi salah. Maksudnya, penggunaan beberapa kata yang seringkali dianggap benar oleh masyarakat, sebenarnya memiliki makna yang salah. Saya bukan pengamat bahasa atau apa. Saya hanya seorang warga negara Indonesia yang sering ngerasa aneh dan prihatin kalau lihat penggunaan kata yang tidak pada tempatnya (perasaan isi blog ini juga berantakan -__-")
Aaandd. .. that's all :D



*tumben tulisan gue agak bener*

3 comments:

Present~

March 16, 2014 Unknown 0 Comments

It's the fifth summer since I know you,
And I still do what I've been doing all this time
Watching you from afar, and secretly sending this blissful wishes for you

I still holding tight that hope
I still try to cross that rope
I still praying that prayer
I am staying in this exact place as I did some years ago
I still fooling myself, wishing for that impossible to be possible,
right now, or later, or maybe someday

It feels like I'm riding a carousel
Seems that I've been move far far away,
but all I did was running around in circle

I feels that I've been in this particular situation too many times before
Not deja vu
It's just a bad dream, a nightmare
where I have no control over it

I'm trapped in this palace of despair
Where I would never be the queen
As you will never be my king
And once again, all I did was begging for another extra time~


--1x March 2014--
Yes, this is for you~

0 comments:

???

February 27, 2014 Agista Kartika 0 Comments

I know that it's just a dream
I remember that it's unreal
I see that it's nothing
I feel that it's just my imagination

It makes me so sad
It changes me so bad
It brings me into the darkness

But somehow, It felt so real and wonderful. No matter this is right or wrong~

0 comments:

Review: Scappa per Amore ~ Dini Fitria

January 11, 2014 Agista Kartika 4 Comments

Koleksi novel baru aja nambah nih, judulnya Scappa per Amore. Penulisnya mbak Dini Fitria produser Jazirah Islam Trans7. Sebenernya yang pertama kali bikin aku tertarik buat beli sih gara-gara desain covernya, lucu. Trus pas baca sinopsisnya di sampul belakang. .. hmmm kayaknya patut buat dibaca nih.


Judul : Scappa per Amore
Pengarang : Dini Fitria
Penerbit : Noura Books


Banyak manusia yang keliru memaknai hidupnya,

tapi lebih banyak lagi yang menjalaninya tanpa makna.

Italia. Inilah negara keempat yang dikunjunginya. Awalnya, tugas liputan kehidupan kaum Muslim di beberapa negara di Eropa ini diterimanya untuk rehat sejenak dari kenyataan pahit yang sulit dihadapinya. Namun, di depan Fontana di Trevi pun. Diva masih berusaha mengumpulkan kembali serpihan hatinya yang sempat terburai karena cinta. Scappa per Amore lari karena cinta, istilah dalam bahasa Italia ini tepat sekali menggambarkan perjalanannya.

Namun, tak seperti manusia, Tuhan tak pernah meninggalkan mereka yang mencintainya. Justru di negara-negara tempat Islam menjadi minoritas itulah Diva bertemu para pejuang kehidupan yang memberinya banyak pelajaran berharga. Hakima yang rela diusir demi mempertahankan kepercayaannya. Karima dan Elise  yang rela mengorbankan berbagai prestasi demi selembar hijab,   teman-teman baru yang membukakan matanya dan mengenalkannya pada sisi unik Islam di Eropa, sampai Vivi, sahabat lamanya yang memberikan kejutan tak terkira.

Namun, di tengah perjalanan, sebuah panggilan rindu dari mamanya di Jakarta membuatnya gamang. Hatinya cemas. Dia takut mamanya tak sekadar kangen. Diva pun harus memilih di antara tanggung jawabnya pada keluarga atau pekerjaan.
Novel ini bukan hanya sekedar cerita tentang perjalanan Diva selama di Benua Biru saja. Banyak hal yang akan membuat pembaca menghela nafas, bersyukur, tersenyum, berfikir, atau bahkan meneteskan air mata. Dari novel ini kita akan banyak diingatkan untuk selalu bersyukur karena telah terlahir sebagai seorang muslim. Apa yang dialami oleh para tokoh dalam novel ini akan "menyadarkan" dan tentunya menginspirasi kita. Pertolongan Allah akan selalu datang pada orang-orang yang percaya. Meskipun hidup sebagai kaum minoritas di negara masing-masing, meskipun harus melewati berbagai macam ujian, cercaan, siksaan, atau bahkan ancaman dari orang-orang terdekat mereka, tokoh yang diceritakan dalam novel ini tetap mempertahankan apa yang menurut mereka benar. Dan membaca kisah mereka membuat kita -aku aja sih mungkin- merasa kurang bersyukur. Hidup sebagai muslim di Indonesia itu gak susah loh. .. Tapi kenapa kualitas ke-muslim-an gue masih gini2 aja?? Hmm. .. buku ini bisa jadi bahan buat introspeksi diri.

Jalan ceritanya ngalir banget, berhubung aku tipe orang yang suka baca sambil ngebayangin apa yang lagi diceritain, buku ini seakan-akan membawa aku ikut berkeliling Eropa. Merasakan perjalanan dalam novel ini. Twist di ending nya agak bikin mikir, and it makes me read it twice to understand what it really means. Overall buku ini recomended banget buat dibaca.

Oh iya, ada beberapa quote yang oke banget.

~Terkadang hidup terlalu baik karena telah mempertemukan kita kepada banyak pilihan. Tapi tak jarang hidup juga menjauhkan kita dari pilihan-pilihan yang kita inginkan~

"Kamu tidak perlu malu kalai semua orang menertawakanmu hanya karena kamu berbeda. Justru kamu harus mali kalau tidak berani menjadi dirimu sendiri"
-Kakek kepada Diva

 "Hidup itu soal rasa dan rasa itu tak bisa dibeli dengan apa pun. Temukan rasamu dan jagalah!"
-Carla kepada Diva

"Ini bukan soal berapa kali kita jatuh dan merasa bodoh, tapi seberapa besar usaha kita untuk bangkit dan menyadari kesalahan, itu yang penting!"
-Peter/Sholeh

"Jika salah perbaiki, jika gagal coba lagi. Tapi, jika kamu menyerah, semuanya selesai"
-mama Diva kepada Diva

"Banyak manusia keliru memaknai hidupnya, tapi lebih banyak lagi yang menjalaninya tanpa makna. Hanya sedikit orang yang paham mengapa dan untuk apa dia hidup."
-Stefano-

"Tidak ada manusia yang mampu berjalan sendiri tanpa campur tangan Tuhan, untuk itulah kita harus banyak bersujud meminta pertolongan-Nya"
-masih Stefano-

"Setiap orang pasti punya masa lalu dan jodoh itu hanya soal waktu"

"Tak jarang juga aku emnghakimi dan menyesali diri dengan seribu kata pengandaian. Andai aku begini dan begitu, pasti akan sepeti ini dan seperti itu. Padahal kita tidak pernah tahu apakah peransaian itu akan menjadikan kita lebih sempurna, bahagia, atau malah sebaliknya. Ternyata mengenali diri sendiri itu jauh lebih susah ketimbang mengenali orang lain."
-Diva kepada dirinya sendiri-

And. . . that's it!!

4 comments: